Radarkoran.com - Dalam rangka menjaga tradisi maupun adat istiadat, Desa Tangsi Duren Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, menggelar pertujukan wayang kulit semalam suntuk. Kegiatan ini dalam rangka sedekah bumi tasyakuran desa tersebut yang dilaksanakan di lapangan bola desa setempat, Sabtu malam 21 Juli 2024.
Ribuan penonton dari berbagai wilayah desa di Kecamatan Kabawetan serta sekitarnya memenuhi lokasi pertunjukan Wayang Kulit Ki Warsono Somokaton Lakon Wahyu Kamulyan. Tidak ketinggalan turut hadur dari jajaran Forkominda Kabupaten Kepahiang, baik dari anggota DPRD Kabupaten Kepahiang serta Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Dapil Kepahiang.
Ki Warsono Somokaton dari Mirasi Kabupaten Musi Rawas bertindak sebagai dalang dalam pertunjukan ini, memainkan lakon Wahyu Kamulyan. Pada cerita ini digambarkan suatu negara yang sedang mengalami krisis kepemimpinan.
Ki Warsono Somokaton ditemui sebelum pertunjukan menyampaikan, penyebab adanya krisis kepemimpinan karena ketidak pahaman syarat mutlak menjadi seorang pemimpin.
BACA JUGA:Pagelaran Wayang Kulit Meriahkan Tasyakuran Tangsi Duren
Masyarakat yang hadir terlihat khidmat mengikuti alur cerita yang disajikan, ditambah dengan kritik pedas serta culas yang menyinggung kondisi realitas saat ini. Cerita mengalami titik puncak ketika tokoh Petruk dirasuki oleh Dewa Ruci dan menjabarkan Hasta Brata, yang memiliki makna 8 nilai kepimpinan.
"Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk membangkitkan semangat rakyatnya, tanpa ada kekerasan atau semacam ancaman," ujar Ki Warsono Somokaton.
Sementara Ketua Panitia, Suratman menuturkan, pergelaran wayang kulit memiliki nilai sangat penting. Selain memberi ruang renungan bagi masyarakat, juga untuk berkreasi. Selain itu memperkenalkan dan menanamkan kecintaan khasanah budaya kepada generasi muda.
"Wayang tidak hanya menghadirkan tontonan, tapi juga tuntunan. Melalui cerita penuh filosofi dan ajaran luhur yang tercermin dari watak karakter tokoh wayang yang mencerminkan kepribadian manusia secara utuh," katanya.
Disampaikan pula bahwa wayang juga dapat dipakai sebagai sarana kegiatan memajukan nilai-nilai universal seperti keadilan, kesetaraan, demokrasi, serta kebangsaan. Pasalnya seni budaya merupakan warisan leluhur yang diturunkan bagi generasi, selanjutnya untuk dijaga dan dilestarikan perkembangannya.
"Harapannya pagelaran ini dapat memberikan dampak positif di Desa Tangsi Duren, tambah makmur dan dijauhkan dari segala macam bencana," pungkas Suratman.