Money Politic Pengaruhi Partisipasi Pemilih, Elfahmi Lubis: Partisipasi Pemilih Pilkada Rendah Dibandingkan Pe
PARTISIPASI : Money politic disebut bisa mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam memilih.--EPRAN/RK
Radarkoran.com - Partisipasi pemilih pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada disebut rendah dibandingkan partisipasi pemilih pada Pemilu. Terdapat sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi partisipasi masyarakat, baik dalam proses Pilkada maupun dalam proses Pemilu.
Termasuk juga salah satu yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah money politic. Ini disampaikan Elfahmi Lubis, SH, S.Pd, M.Pd, C.Med, C. NSP ketika menjadi narasumber kegiatan Bawaslu Kepahiang baru-baru ini.
Elfahmi Lubis menuturkan, tidak dapat dipungkiri jika partisipasi masyarakat dalam Pilkada akan lebih rendah dibandingkan dengan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak suaranya saat Pemilu. Salah satu yang bisa menjadi penentu partisipasi masyarakat berkaitan dengan money politic, dan sejumlah faktor lainnya.
Selain itu, dalam Pilkada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya sedikit, sebab hanya ada beberapa Pasangan calon saja. Sementara di Pemilu, banyak pihak yang terlibat, baik di kabupaten, provinsi maupun di pusat.
"Tidak bisa kita pungkiri, paa pelaksanaan Pilkada partisipasi rendah dibandingkan dengan Pemilu, money politic juga bisa mempengaruhinya," kata Elfahmi Lubis.
BACA JUGA:Pilkada 2024, 284 Kotak Suara dan 1.136 Bilik Suara Tiba di KPU Kepahiang
Dirinya juga merincikan sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat menggunakan hak pilih. Mengapa Pilkada partisipasinya rendah? Pertama, alasannya karena yang terlibat dalam proses Pilkada sedikit atau lingkup dikit sehingga partisipasa masyarkat itu lebih rendah. Sebaliknya ketika Pemilu pesertanya banyak atau pihak yang terlibat lebih banyak.
"Seperti Pilpres, DPD RI, DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten. Itu yang terjadi pada Pemilu atau Pileg, kemarin itu pesertanya banyak dan seluruhnya terlibat," tambah Elfahmi Lubis.
Selain itu, berkaitan dengan money politic juga bisa mempengaruhi partisipasi masyarakat. Lantaran tingginya angka partisipasi pemilih bukan semata-mata karena kesadaran poltik warga negara yang tinggi, tapi memang faktor transaksional atau money politic yang terjadi.
"Orang itu datang berduyun-duyun atau berbondong-bondong untuk memilih, karena ada yang diharapkan atau ada money politic ini tadi," tambah Elfahmi Lubis.
Hanya saja, di balik itu semua sekarang jajaran penyelenggara Pilkada sudah mulai gencar untuk meningkatkan partsipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilih pada Pilkada 2024.
BACA JUGA: Wajib Diikuti! KPU Lebong Siapkan Metode Kampanye Pilkada 2024
"Langkah-langkah untuk meningkat partisipasi masyarakat sudah dilakukan KPU, dengan cara melakukan sosialisasi kepada sejumlah pemilih yang selama ini mungkin dianggap belum tersentuh. Harapannya, semoga partsiipasi pemilih di Kabupaten Kepahiang Pilkada 2024 meningkat," pungkas Elfahmi Lubis.