Kendalikan Populasi HPR Guna Tekan Kasus Rabies
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, M. Syarkawi--GATOT/RK
Radarkoran.com - Selain mengoptimlkan pelaksanaan vaksinasi, upaya mengendalikan populasi hewan penular rabies (HPR) merupakan salah satu langkah yang dinilai penting dalam menekan penyebaran penyakit rabies.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, M. Syarkawi mengatakan, banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menekan penyebaran penyakit rabies yang ditularkan melalui gigitan HPR. Tentunya tidak serta merta dengan memberikan VAR (Vaksin Anti Rabies) saja.
"Pencegahan rabies juga bisa dengan mengendalikan populasi hewan peliharaan yang berpotensi menyebarkan rabies. Seperti dengan program sterilisasi," ungkap Syarkawi pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Di wilayah Bengkulu sendiri memiliki populasi HPR yang tinggi. Berdasarkan data Disnakeswan Provinsi Bengkulu, terhitung sejak awal Januari hingga 23 September 2024, jumlah populasi HPR seperti anjing, kucing dan kera mencapai angka 179.853 ekor. Jumlah populasi HPR tersebut tersebar di 10 kabupaten/kota dalam wilayah Bengkulu.
Secara rinci, populasi HPR setiap kabupaten/kota yakni di Kota Bengkulu dengan populasi 19.642 ekor, Bengkulu Selatan sebanyak 8.932 ekor, Bengkulu Utara sebanyak 18.798 ekor, Bengkulu Tengah sebanyak 11.372 ekor, dan di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 38.645 ekor.
BACA JUGA:Vaksinasi Rabies Gratis, Disnakeswan Siapkan 1000 Dosis VAR
Lalu di Kabupaten Lebong sebanyak 16.136 ekor, Kaur sebanyak 18.895 ekor, Kepahiang sebanyak 14.792 ekor, Mukomuko sebanyak 10.265 ekor, dan Kabupaten Seluma sebanyak 22.376 ekor.
Dengan besarnya populasi HPR ini, maka penting sekali untuk mengendalikan peningkatan populasinya, terutama untuk hewan-hewan yang hidup bebas/liar tanpa perawatan yang baik.
Untuk itu, Disnakeswan Provinsi Bengkulu dan jajaran melaksanakan program sterilisasi untuk hewan-hewan peliharaan yang memiliki potensi tinggi dalam reproduksi.
"Kita menargetkan dengan adanya program ini, dapat mengurangi jumlah atau populasi hewan peliharaan yang berisiko menyebarkan rabies. Hal ini dilakukan agar ancaman penyebaran rabies bisa diminimalisir dengan baik," tutur Syarkawi.
Risiko rabies pada manusia sangat erat kaitannya dengan keberadaan hewan peliharaan yang terinfeksi rabies, termasuk juga hewan yang cenderung liar. Sehingga perlu upaya yang maksimal untuk mengontrol populasi hewan yang ada.
"Maka program sterilisasi sudah mulai digencarkan di masyarakat, terutama pada lokasi praktek dokter hewan yang ada di wilayah Bengkulu," imbuh Syarkawi.
Dirinya berharap, dengan upaya yang dilakukan dapat memberantas dengan optimal penyakit rabies di wilayah Bengkulu.
"Kita berharap upaya pemberantasan rabies ini semakin hari semakin meningkat, sehingga risiko terhadap penyakit rabies pada hewan maupun manusia dapat kita kendalikan dengan baik," demikian Syarkawi.