Manfaat Fisioterapi Bagi Pasien Stroke dan Saraf Kejepit
Mengembalikan fungsi tubuh pasien stroke dan saraf kejepit dengan fisioterapi--YUS/RK
Radarkoran.com - Fisioterapi telah menjadi bagian penting dalam proses pemulihan bagi pasien stroke maupun saraf kejepit. Latihan-latihan khusus yang diberikan oleh fisioterapis dapat membantu memperbaiki fungsi tubuh, mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan kualitas hidup.
Metode fisioterapi sendiri diketahui tidak hanya mengurangi rasa sakit, tapi juga mengembalikan fungsi tubuh untuk optimal. Fisioterapi bagi pasien stroke dan saraf kejepit, dilakukan dengan penanganan khusus dan secara berkala.
Tak hanya stroke dan saraf kejepit, pasien yang usai melakukan operasi pun terkadang perlu melakukan fisioterapi. Bahkan, fisioterapi juga mencakup pasien dengan gangguan gerak akibat penyakit degeneratif seperti Parkinson.
Terapi sendiri bertujuan menjaga mobilitas dan memperlambat progres penyakit. Pasien bisa beraktivitas dengan dukungan minimal. Setiap terapi disesuaikan agar hasilnya optimal dan sesuai kebutuhan.
Menurut Dona Aulia, Chief Marketing Officer Fisiohome, fisioterapi menjadi semakin penting di era modern. Ini didorong oleh harapan hidup yang lebih tinggi dan gaya hidup yang aktif.
Akses yang lebih luas diharapkan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya dalam menangani keluhan fisik yang memengaruhi aktivitas dan produktivitas.
BACA JUGA:Chia Seed, Biji-bijian yang Kaya Akan Manfaat
Sebagai layanan fisioterapi yang memberikan penanganan langsung di rumah pasien, keluhan terbanyak adalah stroke yaitu 42,55 persen. Lalu Nyeri gerak dan kondisi lain mengikuti di 28,21 persen. Keluhan saraf kejepit mencapai 19,71 persen, kondisi pasca operasi 7,38 persen, gangguan gerak 1,16 persen, dan Parkinson 0,99 persen.
Hal ini menunjukkan adanya minat yang tinggi akan fisioterapi. Tapi, banyak dari pasien yang mengalami keterbatasan gerak akibat stroke atau nyeri yang intens dari saraf kejepit, dan keduanya benar-benar mempengaruhi kualitas hidup mereka.
"Setiap pasien menjalani konsultasi awal untuk mengevaluasi kebutuhan dan kondisi spesifik mereka, sehingga kami dapat menyesuaikan jenis terapi yang tepat," kata Dona
Tantangannya, ungkap Dona Aulia menyesuaikan latihan dengan kondisi unik setiap pasien. Pasien stroke memerlukan penanganan berbeda dibandingkan pasien dengan saraf kejepit.
Terapi dilakukan di rumah, sehingga terapis sering kali harus menyesuaikan latihan dengan ruang yang tersedia. Hal ini memerlukan fleksibilitas dan kreativitas dari setiap terapis agar latihan dapat berjalan efektif.