Gerhana Bulan Total Bisa Dilihat di Indonesia pada 2025, Catat Tanggalnya
Fenomena gerhana bulan total bisa dilihat di Indonesia pada tahun 2025.--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Berbagai fenomena astronomi akan terjadi pada tahun 2025. Sebagian di antaranya bisa dilihat langsung di langit di Indonesia, seperti gerhana bulan total. Gerhana Puannandra Putri, Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerangkan, akan ada satu kali gerhana bulan total tahun 2025. Gerhana ini akan berlangsung pada 7 September 2025 mulai pukul 22.30 WIB hingga 8 September 2025 pukul 03.30 WIB.
"Siap-siap saja di tanggal 7 September, kita bisa mengamati di semua wilayah Indonesia," tutur Puan.
Puan menjelaskan, fenomena astronomi sendiri adalah segala macam peristiwa yang melibatkan objek di luar angkasa dan khususnya bisa diamati dari Bumi. Contoh objek luar angkasa sendiri seperti Matahari, Bumi, atau Bulan.
Lebih lanjut, gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semua cahaya sampai ke bulan. Gerhana Bulan terjadi saat fase purnama, seperti dikutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sedangkan gerhana bulan total terjadi saat posisi bulan, matahari, dan bumi sejajar sehingga bulan masuk ke umbra Bumi.
Umbra adalah bayangan inti yang terbentuk saat sumber cahaya terhalang oleh objek langit lain yang menutupinya. Maka, umbra bumi adalah bayangan gelap berbentuk kerucut yang terbentuk saat matahari (sumber cahaya) terhalang bumi (objek langit).
Puan menjelaskan, warga yang ingin melihat langsung gerhana bulan total di tahun 2025 nantinya bisa mengamati dengan mata telanjang tanpa alat bantu.
BACA JUGA:Akan Terjadi Gerhana Matahari Cincin, Ini Sederet Fenomena pada Oktober 2024
Ia mengatakan, fenomena ini aman untuk dilihat tanpa pelindung mata pada waktu terjadinya gerhana sesuai perkiraan peneliti.
"Selama cuaca cerah, tidak ada hujan, tidak ada awan, semua akan bisa mengamati dengan mata telanjang," ucapnya.
Saat gerhana bulan total terjadi, maka bulan menjadi gelap. Kondisi ini berkebalikan dengan saat gerhana matahari total terjadi yang mengakibatkan wilayah sekitar kita menjadi gelap.
"Karena posisi bumi ada di antara bulan dan matahari, harusnya ketika tidak gerhana itu adalah posisi fase bulan purnama yang terang benderang. Tapi ketika posisi bulan menghalangi cahaya matahari, maka lama-kelamaan kita bisa melihat bulan gelap, menggelap sedikit demi sedikit, karena cahaya mataharinya tertutup," terang alumnus S1-S2 Astronomi, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Nantinya, bulan kemerahan akan muncul pada puncak gerhana bulan total. Ia menjelaskan, fenomena ini terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi ke arah bulan.
"Ketika puncaknya, itu yang terjadi bukan bulannya hilang, tapi biasanya menjadi agak sedikit kemerahan. Itu puncak gerhana bulan totalnya," imbuh Puan.