Tahun 2025, Total 23 Warga Kepahiang Jadi Korban Gigitan HPR

GIGITAN: Dinkes Kepahiang sebut sudah ada 23 kasus gigitan anjing gila sepanjang tahun 2025.--JIMMY/RK
Radarkoran.com - Tahun 2025 ini baru berjalan selama 43 hari saja, namun sepanjang tahun ini berlangsung, sudah ada 23 warga Kabupaten Kepahiang yang menjadi korban gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) jenis anjing gila. Ini diungkapkan langsung oleh Kepala Dinkes Kabupaten Kepahiang, H. Tajri Fauzan, S.KM, M.Si melalui Kabid P2, Wisnu Irawan, M.Si, pada Kamis 13 Februari 2025.
Disebutkan Wisnu, sepanjang periode Januari berlangsung, sudah ada 21 warga Kabupaten Kepahiang yang menjadi korban gigitan HPR atau gigitan anjing gila. Sementara pada periode Februrari 2025 yang baru berjalan 13 hari ini, sudah ada 2 orang lagi yang ikut menjadi korban gigitan HPR tersebut. Dengan demikian jika ditotal, artinya sepanjang tahun ini sudah ada 23 korban gigitan HPR atau anjing gila di Kabupaten Kepahiang ini.
"Sepanjang tahun ini sudah ada 23 orang yang menjadi korban gigitan HPR atau anjing gila. Untuk periode Januari adalah yang terbanyak dengan jumlah total 21 korban, sementara bulan ini sudah ada penambahan 2 orang lagi," ujar Wisnu.
Menurut Wisnu, angka ini diperoleh atas dasar laporan dari sejumlah Faskes seperti puskesmas dan juga RSUD Kepahiang saja. Sementara itu, tidak menutup kemungkinan bahwa sebetulnya korban gigitan anjing gila ini, lebih dari angka yang disebutkan.
"Itu yang terdata oleh kami saja, namun mungkin saja bisa lebih dari itu," sambungnya.
BACA JUGA: Ribuan Izin Diterbitkan DPMPTSP Kepahiang Sepanjang Tahun 2024, Cek Rinciannya!
Disinggung terkait penanganannya, Wisnu menyebutkan bahwa, untuk bekas gigitan HPR yang terbuka atau mengeluarkan darah, pertolongan pertama ketika gigitan anjing rabies adalah cuci luka dengan sabun dan air mengalir sambil pelan-pelan menekan area bekas gigitan hingga darah mengalir keluar. Ini bertujuan untuk meminimalisir bakteri masuk ke dalam darah. Setelah itu, segera laporkan gigitan HPR atau anjing kepada pelayanan kesehatan setempat. Berikan informasi detail tentang kejadian, termasuk lokasi, waktu, dan deskripsi anjing. Hal ini membantu dalam penilaian risiko dan pengambilan keputusan selanjutnya.
"Langkah berikutnya adalah pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) untuk mencegah virus menyebar di dalam tubuh," demikian Wisnu.
Untuk diketahui, saat ini Kabupaten Kepahiang sendiri sudah mempunyai Perda Penanggulangan Penyakit Rabies. Dalam proses penerapan Perda ini, tidak lepas dari peran serta masyarakat Kabupaten Kepahiang. Untuk mengendalikan penyebaran rabies, setidaknya vaksinasi harus dilakukan terhadap 70-80 persen dari populasi Hewan Penular Rabies atau HPR. Dengan begitu, HPR yang positif rabies tidak dapat lagi menyebarkan penyakit rabiesnya terhadap HPR yang telah divaksinasi.
Dalam hal menerapkan Perda ini, perlu didukung sarana prasarana dan tenaga kesehatan hewan yang memadai. Seperti halnya tempat penampungan sementara untuk mengamati HPR yang dicurigai menderita rabies, serta pelayanan pada Puskeswan untuk mengantisipasi HPR dari terjangkitnya penyakit rabies.
Diterangkan, rabies adalah penyakit yang mengerikan karena jika terjadi gejala klinis pada manusia maupun hewan kemungkinan berujung pada kematian. Perlu diketahui hewan pembawa rabies tidak hanya anjing, tapi kera dan kucing juga termasuk hewan pembawa penyakit mengerikan tersebut.
Untuk tanda rabies pada hewan sangat bervariasi, seperti adanya perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku itu hewan tunjukkan dengan mencari tempat yang dingin dan menyendiri, agresif atau menggigit benda-benda yang bergerak termasuk menggigit pemiliknya.
Selain itu, perilaku hewan tersebut bisa ditandai dengan memakan benda-benda yang tidak seharusnya menjadi makanannya. Seperti hiperseksual, mengeluarkan air liur berlebihan, kejang-kejang, paralisis/lumpuh dan akan mati dalam waktu 14 hari. Namun umumnya mati pada 2-5 hari setelah tanda-tanda tersebut terlihat. Tidak hanya digigit, penularan virus rabies dapat terjadi dengan jilatan atau cakaran.
Langkah yang harus dilakukan jika terkena gigitan HPR liar, di antaranya harus dilakukan setelah digigit oleh hewan tersebut adalah mencuci luka gigitan dengan sabun selama 15 menit dengan menggunakan air dan sabun. Selanjutnya, diberikan antiseptik setelah dilakukan pencucian luka untuk membunuh virus rabies yang masih tersisa di sekitar luka gigitan.