Gubernur Helmi Hasan Larang Study Tour Sekolah

Gubernur Helmi Hasan sampaikan larangan agar tidak melakukan studytour dan wisuda yang memberatkan--GATOT/RK
Radarkoran.com - Menyikapi banyaknya keluhan dari orang tua siswa yang merasa terbebani dengan biaya tambahan, Gubernur Bengkulu H. Helmi Hasan, SE secara resmi melarang penyelenggaraan study tour dan wisuda di seluruh jenjang pendidikan mulai dari PAUD/TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Melalui pernyataan resminya yang diunggah di akun TikTok pribadinya pada Selasa, 25 Februari 2025, Helmi Hasan memberikan penegasan kepala dinas pendidikan dan kepala sekolah di setiap jenjang pendidikan agar tidak mengadakan study tour maupun wisuda yang berpotensi menjadi beban ekonomi bagi orang tua murid.
"Saya mencermati banyak sekali keluh kesah dari wali murid baik yang terbebani dengan tambahan biaya study tour dan wisuda. Jadi saya meminta seluruh kepala dinas dan kepala sekolah di Provinsi Bengkulu untuk tidak lagi mengadakan study tour maupun wisuda yang membebani orang tua murid," ungkap Helmi Hasan yang saat ini masih menghadiri retret Magelang di Jawa Tengah.
Keputusan peniadaan study tour dan wisuda ini sebagai tanggapan adanya laporan dari wali murid yang merasa keberatan dengan biaya studytour dan wisuda yang dinilai tidak esensial dan bukan merupakan kegiatan utama pendidikan.
Dengan berbagai keluhan yang ada, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menilai bahwa pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama tanpa adanya tekanan finansial dari kegiatan yang tidak wajib. Oleh karena itu, kebijakan pelarangan adanya kegiatan study tour dan wisuda ini diambil untuk memastikan bahwa pendidikan tetap inklusif dan tidak menambah beban bagi wali murid.
BACA JUGA:Pringatan Hari Bakti Rimbawan ke-42, Pentingnya Jaga Kelestarian Hutan
"Sekali lagi saya minta kepada kepala dinas dan kepala sekolah di Provinsi Bengkulu, dilarang untuk mengadakan studytour dan wisuda yang membebani wali murid," tegas Helmi Hasan.
Helmi Hasan berharap kebijakan ini dapat dipahami dan didukung oleh seluruh pihak, termasuk kepala sekolah, guru, hingga komite sekolah. Menurutnya, sistem pendidikan seharusnya lebih fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran ketimbang menyelenggarakan kegiatan yang justru menciptakan kesenjangan ekonomi di antara siswa.
"Demikian, terima kasih untuk atensinya. Semoga Allah SWT menolong kita dalam menggapai ridho dan ampunan-Nya," tutupnya.
Dengan adanya kebijakan pelarangan study tour dan wisuda ini, diharapkan tidak ada lagi siswa yang merasa tertinggal hanya karena kondisi ekonomi keluarganya. Selain itu, sekolah diimbau untuk lebih kreatif dalam menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan pengalaman belajar tanpa harus membebani orang tua dengan biaya tambahan.