Tak Ada Kontribusi, Mampukah Pemkab Kepahiang Ambil Alih PT. TUMS?

AMBIL: Pemkab Kepahiang berencana ambil alih PT.TUMS--JIMMY/RK

Radarkoran.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang, Provinsi Bengkulu berencana akan mengambil alih PT. Trisula Ulung Mega Surya (TUMS) di Desa Barat Wetan, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. Ini dilakukan lantaran, PT. TUMS dianggap tidak memiliki kontribusi sama sekali terhadap daerah dan juga masyarakat. PT. TUMS sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan teh dan sudah cukup lama berdiri di Kabupaten Kepahiang. 

Dengan sikap tegas yang akan dilakukan Pemkab Kepahiang, mampukah Pemkab Kepahiang untuk ambil alih PT. TUMS?

Bupati Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.Ip menuturkan bahwa, PT. TUMS ini akan dikelola oleh Pemkab Kepahiang untuk dijadikan sebagai lahan untuk perkebunan dan yang lainnya agar lebih bermanfaat.

"Kemarin sudah kita bahas bersama pihak terkait soal PT. TUMS, memang sejatinya selama ini tidak ada keuntungannya bagi kita. InsyaAllah nanti kita ambil alih saja, kita jadikan perkebunan atau hal lain yang lebih bermanfaat," ujar Bupati.

Menurut bupati, selama ini PT. TUMS memang tidak pernah memberikan sumbangsihnya kepada daerah dalam sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu, jajaran Pemkab Kepahiang selama ini juga sulit untuk melakukan komunikasi bersama dengan jajaran manajemen PT. TUMS.

"Tidak ada, PAD nya 0 persen. Jangankan PAD, komunikasi dengan mereka saja kita susah," sambungnya.

BACA JUGA:ASN Malas Kerja Siap-siap, Wabup Kepahiang Hafizh Bakal Ambil Tindakan Tegas

Sementara itu disisi lainnya, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi, S.Ip mendesak Pemkab Kepahiang untum segera menutup PT. TUMS yang berlokasi di Desa Barat Wetan, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.

Bukan tanpa alasan, selain karena masa HGU yang kadaluarsa dan tidak diperpanjang sejak 2021, keberadaan PT. TUMS juga dianggap tidak memiliki manfaat bagi daerah, terkhususnya lingkungan sekitar. Salah satu yang paling disorot adalah terkait CSR yang dianggap tidak disalurkan untuk lingkungan sekitar.

Padahal sejatinya, CSR ini menjadi jembatan yang menghubungkan kepentingan bisnis perusahaan dengan kebutuhan sosial dan lingkungan, sehingga dapat menciptakan sebuah ekosistem di mana semua pihak bisa mendapatkan manfaat dan keuntungannya.

Saat diwawancara beberapa waktu yang lalu, Edwar sempat menyinggung soal jalan, fasilitas sekolah dan kesehatan di sekitar PT. TUMS. Menindaklanjuti hal ini, Radarkoran.com kemudian menyisir Desa Barat Wetan tepatnya di sekitar lokasi perusahaan ini berdiri. Benar saja, jalan yang menjadi akses menuju PT. TUMS ini tampak sangat memprihatinkan. Bahkan kondisi jalan yang tidak rata, bisa saja membahayakan pengendara atau pengguna jalan.

"Apa timbal baliknya ke daerah? seharusnya kan ada CSR. Tapi ternyata jalannya saja tetap hancur seperti ini," demikian Edwar. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan