Jalan Longsor di Karang Endah Kepahiang: Sengsarakan Warga yang Melintas

LONGSOR: Jalan longsor di Desa Karang Endah --YUS/RK
Radarkoran.com- Jalan di Desa Karang Endah, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, tergerus longsor. Kondisi jalan longsor di Desa Karang Endah ini, membuat sejumlah petani terpaksa menyewa ojek motor untuk mengangkut hasil kebun. Sejumlah titik jalan yang longsor berada di jalan utama yang menghubungkan Kelurahan Pasar Ujung dan Desa Karang Endah. Pada titik longsor tersebut, separuh aspal jalan tampak ambruk, menyebabkan lubang besar di tengah jalan.
Sementara, di bawah jalan, merupakan sungai kecil, yang mengarah ke lembah. Akibat longsor ini, aspal jalan hanya tinggal selebar kurang lebih 1 meter, dan hanya bisa dilalui dengan aman menggunakan sepeda motor. Beberapa pengemudi kendaraan roda empat atau mobil pribadi tampak masih nekat lewat jalan longsor ini, namun harus hati-hati dengan melebar hingga ke samping jalan.
Salah satu petani di kawasan Desa Karang Endah, Jumiatul menuturkan bahwa kondisi jalan longsor ini sangat menyusahkan untuk mengangkut hasil kebun. Petani ini memiliki sawah padi, dan kebun kopi, yang sebentar lagi akan panen.
Biasanya, untuk mengangkut hasil panen, bisa dengan menggunakan mobil pikap, dan hanya butuh satu kali angkut. Namun, dengan kondisi saat ini, mobil pickup tidak bisa lewat karena beban berat, dan Jumiatul terpaksa menyewa ojek motor untuk mengangkut hasil kebunnya.
"Satu kali angkut itu sekitar Rp 20 ribu. Satu kali panen, beberapa kali angkut," ujar Jumiatul.
BACA JUGA:ADD DD Bukit Barisan 2024 Rp 1 M Lebih: Lampu Jalan dan Gaji Perangkat Belum Tuntas, Kemana Uangnya?
Lantaran harus beberapa kali menyewa ojek motor, Jumiatul mengatakan biayanya lebih mahal, dan membuat pendapatan dari kebun berkurang. Dirinya juga berharap agar jalan yang ambruk ini segera diperbaiki oleh pemerintah.
"Harapan kami, jalan ini bisa segera diperbaiki," lirihnya.
Sementara itu disisi lainnya, Kepala Desa (Kades) Karang Endah, Dedi Ariyanto mengatakan bahwa jalan ini sudah longsor sejak tahun 2024 lalu. Awalnya, longsor hanya ada di bagian pinggir jalan. Namun, semakin lama, semakin membesar, dan sampai memakan separuh badan jalan.
"Semakin hari, longsornya terus membesar," jelas Kades.
Jalan ini, lanjut Dedi, merupakan salah satu akses utama masyarakat di desa ini. Selain banyak rumah warga, jalan ini juga merupakan jalan utama dari perkebunan kopi. Saat ini, jalan ini tidak lagi bisa dilewati oleh mobil, dan hanya bisa dilewati sepeda motor.
"Warga kita, petani kebun, sudah mengeluh, karena mereka kesulitan membawa hasil kebun. Hanya bisa pakai sepeda motor, mobil tak bisa lewat," tambahnya.
Untuk perbaikan, pihak desa sendiri sudah beberapa kali mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang. Terakhir, pengajuan sudah diusulkan di Dinas PUPR Kepahiang, dan sudah mendapatkan persetujuan pemkab. Namun, karena adanya efisiensi anggaran, perbaikan jalan ini akhirnya tertunda, dan tidak bisa dikerjakan pada awal tahun 2025 ini.
"Kita terpaksa bersabar, karena nanti rencananya diajukan lagi melalui APBD Perubahan di akhir tahun 2025 ini. Kalau warga, sudah mengeluh semua," demikian Dedi.