Kolaborasi Petani Kopi Perempuan Kepahiang-Rejang Lebong: Sukses Angkat Derajat Keluarga

PEREMPUAN: Kisah Perempuan Petani Kopi Tangguh Iklim di Kepahiang Bengkulu.--JIMMY/RK
Biji kopi inilah yang kemudian diambil oleh para lansia, atau dikenal sebagai menyemang kopi. Para lansia bebas mengambil kopi semang ini di kebun milik para petani kopi, karena tidak merusak atau menimbulkan kerugian.
"Kopi semang ini dijual lagi kepada kami. Jadi, para lansia bisa mendapatkan penghasilan, tanpa mengganggu pemilik kebun kopi. Istilahnya sharing economy," kata Supartina.
Karena kualitasnya yang tinggi dengan jumlah terbatas, kopi semang sendiri memiliki harga yang cukup tinggi. Per kilogram kopi semang bubuk, bisa dijual dengan harga Rp 600 ribu.
"Peminat kopi semang ini luas, dari dalam sampai luar negeri," kata Supartina.
Dengan semua usaha ini, para perempuan yang tergabung di Koppi Sakti kini memiliki penghasilan sendiri, baik yang punya kebun, atau yang hanya sebagai buruh tani mengelola kebun orang lain. Setiap bulan, setidaknya setiap anggota memiliki penghasilan paling kecil Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
"Kami bisa mengangkat derajat ekonomi keluarga. Hasilnya bisa kami gunakan untuk keperluan rumah, dan keperluan lain," demikian Supartina.