Gadis Embun

----DISWAY
"??," kata Della.
Saya pun kaget. Lima jam kemudian saya menerima Wechat dari Della.
"Tulisan sudah saya kirim," ujar Della.
Wowwww.
Maka inilah tulisan Della. Judul itu pun dari dia.(Dahlan Iskan)
Aku lahir dan tumbuh di sebuah sudut kecil bernama Muncar, di Banyuwangi, Jawa
Timur. Muncar dikenal sebagai kota nelayan, dengan bau asin laut yang lekat, debur ombak yang kuat, dan semangat keras masyarakatnya dalam menjalani hidup.
Dari sinilah aku berasal. Seorang gadis biasa, anak terakhir dari dua bersaudara, dengan mimpi yang mungkin dianggap terlalu tinggi untuk ukuran anak seorang sopir.
Tapi mimpi itu tetap ada.
Aku tumbuh di masa sulit. Kedua orang tuaku sudah tak lagi bekerja. Bapakku
yang dulu sopir, kehilangan pekerjaan, dan ibuku harus banting tulang berjualan
sembako dan sayuran.
Aku hidup dari tetes-tetes akhir perjuangan mereka dan bantuan kerabat/saudara. Sampai ibuku menyebutku gadis tetes embun. Aku hidup dari tetesan kebaikan dan perjuangan keluarga yang tak pernah habis.
Mimpi untuk kuliah di luar negeri muncul saat aku mulai masuk SMP. Saat itu untuk kali pertama aku mendapat pelajaran Bahasa Inggris resmi di sekolah. Entah kenapa, ada percikan semangat yang tumbuh. Aku ingin suatu hari belajar di luar negeri, menggunakan bahasa asing yang dulu terasa asing di telinga.
Tapi aku tahu, itu bukan mimpi yang mudah. Apalagi di tempat tinggalku, pendidikan belum menjadi prioritas. Pernikahan dini juga masih banyak dan perempuan tak selalu didorong untuk bermimpi setinggi itu.