Januari 2024, Terjadi 17 Kali Bencana Alam di Kabupaten Kepahiang, Berikut Ini Rinciannya

LONGSOR : Salah satu bencana alam longsor yang menghancurkan 1 unit rumah warga di Desa Kute Rejo Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang yang terjadi di Januari 2024. --EPRAN/RK

KEPAHIANG RK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mencatat, sepanjang Januari 2024 ini sebanyak 17 bencana alam terjadi di daerah ini. Ke 17 bencana alam yang terjadi tersebut tersebar di sejumlah desa dan kelurahan. Mulai dari bencana alam pohon tumbang, tanah longsor, dan banjir. 

Dari 17 bencana alam yang terjadi, ditafsir kerugian mencapai ratusan juta. Sementara sejauh ini, seluruh bencana alam yang terjadi sudah dilaksanakan penanggulangan secara kedaruratan tapi belum dilakukan penanggulangan secara permanen.

Dikonfirmasi, Rabu 24 Januari 2024 Plt. Kepala BPBD Kabupaten Kepahiang, Hendri, ST membenarkan total 17 bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kepahiang sepanjang Januari 2024, akibat dari cuaca ekstrem atau musim hujan yang belakangan terjadi.

Catatan ke 17 kejadian bencana alam yang terjadi tersebut per tanggal 16 Januari lalu, belum genap sebulan pada awal tahun 2024 ini. BPBD Kabupaten Kepahiang dengan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lain sudah melakukan penanggulangan secara kedaruratan, memberikan sejumlah bantuan masa panik pascabencana alam terjadi.

"Seluruhnya sudah kita tindak lanjuti secara kedaruratan. Selain itu kita juga memberikan bantuan masa panik pascabencana alam terjadi ke seluruh warga yang terdampak," kata Plt BPBD Kepahiang Hendra.

BACA JUGA:Longsor, Perumnas Barokah di Kute Rejo Disebut Sudah Diserahkan ke Pemkab Kepahiang

Dirincikan Hendra, dari total 17 bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kepahiang, 3 kali bencana alam pohon tumbang, 8 kali terjadi bencana alam banjir 6 kali terjadinya bencana alam tanah longsor. Dari seluruh bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kepahiang ini, total kerugian yang dialami warga Kabupaten Kepahiang mencapai puluhan juta rupiah.

"Yang paling terparah, terjadinya longsor di Desa Kute Rejo tepatnya di Perumahan Barokah. Akibat bencana alam tanah longsor, 1 unit rumah milik warga ambruk dan rata dengan tanah. Sementara rumah lainnya terancam ambruk dan rata dengan tanah jika terjadi longsor susulan," paparnya.

Dalam rangka melakukan penanggulangan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kepahiang, hingga sekarang BPBD Kepahiang masih standby. Itu dilakukan BPBD Kepahiang untuk mengantipasi dari terjadinya bencana alam yang menyebabkan adanya korban jiwa. Karena memang untuk Kabupaten Kepahiang ini rawan terjadinya benacana alam walupun berada di daerah pegunungan. 

"Wilayah kita ini memang rawan terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan sejumlah bencana alam lainnya. Dengan itupula walaupun sekarang cuaca panas, kita tetap stanby untuk melakukan penanggulangan jika suatu saat terjadinya bencana. Karena kita tidak mengetahui dengan kondisi yang panas seperti selama 2 hari ini, bisa saja terjadi hujan," demikian Plt Kepala BPBD Kepahiang, Hendra. 

Untuk diketahui, salah satu longasor yang terjadi di Desa Kute Rejo Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang terjadi, Sabtu 13 Januari 2024 sekira pukul 20.00 WIB yang malam menghantam Perumnas Barokah Perdana. Akibatnya, jalan di sekitaran perumahan nasional tersebut putus serta sejumlah rumah nyaris ambruk.

BACA JUGA:Air Sungai Meluap, Ngeri! Rumah Warga Pagar Agung Sedikit Lagi Ambruk

Tidak sampai di situ saja, Minggu 14 Januari 2024 malam longsornya berlanjut hingga merobohkan 1 unit rumah milik Sofyan (57). Akibatnya rumah Sofyan rata dengan tanah, dan yang bersangkutan bersama keluarga terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya untuk sementara waktu.

Selain rumah Sofyan yang sudah rata dengan tanah, masih ada 4 unit rumah lainnya juga terancam ambruk jika terjadi longsor susulan. Untuk di sisi kiri rumah korban, Sofyan masih terdapat 4 unit rumah lainnya yang sudah terkikis oleh longsor bagian depannya. Sementara di sisi kanannya, terdapat 1 unit rumah rumah warga yang mengalami hal serupa. Hingga saat ini ke 5 Kepala Keluarga (KK) yang menghuni rumah tersebut sudah mengungsi, kondisi rumah sudah kosong.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan