Tutupan Hutan di Bengkulu Tinggal 32 Persen

Direktur KKI Warsi saat memaparkan kondisi tutupan hutan di Bengkulu tinggal 32 persen pada Jumat 26 Januari 2024 di Hotel Madeline Bengkulu--GATOT/RK

Radarkepahiang.bacakoran.co - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencatat, tutupan hutan di Bengkulu tinggal 32 persen atau 645.116 Hektare (Ha) dari luas wilayah Bengkulu 2,02 juta Ha. Dibandingkan dengan tahun 2022, tutupan hutan Bengkulu berkurang sebanyak 8.306 Ha.

Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Adi Junedi mengatakan, luasan tutupan  hutan ini berdasarkan analisis citra satelit sentinel, dipadukan dengan pengamatan dari google earth, citra spot 6, SAS Planet yang difokuskan untuk mengetahui kondisi tutupan hutan dan perubahan permukaan lahan berupa lahan terbuka di Provinsi Bengkulu. Analisis tersebut dilakukakan TIM Geographic Information System (GIS) KKI Warsi. 

"Dari analisis yang dilakukan, diketahui tutupan hutan di Bengkulu tinggal 645.116 ha, atau 32 persen dari luas wilayah Bengkulu," kata Adi. 

Ia menambah, tidak hanya berkurang, kawasan hutan dan lahan di Bengkulu juga terlihat di citra sentinel yang mengindikasikan adanya lahan terbuka sekitar 142.466 Ha. 

Kawasan terbuka ini terdapat dalam kawasan hutan yang terpantau seluas 35.044 Ha. Seluas 7.633 Ha, bukaan terpantau berada di hutan lindung dan 6.533 Ha berada di kawasan taman nasional.

Selain itu, kawasan lahan terbuka juga terpantau dalam berbagai pemanfaatan lahan lainnya, seperti pembukaan lahan di kawasan tambang yang terpantau seluas, 3.719 Ha, perkebunan sawit seluas 12.719 Ha, dan perusahaan kehutanan 4.053 Ha.

"Adanya areal terbuka di Bengkulu ini, tidak hanya terjadi pada kawasan yang diizinkan, namun juga terjadi pada kawasan konservasi. Kondisi lahan yang terbuka baik dalam taman nasional, perkebunan, area pengguna lain menjadi penyebab berkurangnya kemampuan tanah dalam penyerapan air, sehingga air akan meluncur menjadi aliran permukaan. Kondisi ini lah yang menyebabkan banjir dan longsor," papar Adi. 

BACA JUGA:Kompetensi 33 Wartawan Bengkulu Diuji

Lebih jauh, dalam pengelolaan ruang, Bengkulu ditetapkan sebagian besar wilayahnya sebagai kawasan hutan. Hal ini dapat dilihat dari 2.016.425 Ha luas Bengkulu 924.631 Ha, persentase sebanyak 45 persen diperuntukkan sebagai kawasan hutan. 

Kawasan hutan ini ditetapkan lebih banyak sebagai fungsi perlindungan hutan, seperti Taman Nasional seluas 412.325 ha atau 46 persen hutan Bengkulu. Selain itu juga terdapat 173.280 Ha atau 18 persen kawasan hutan yang dipatok sebagai kawasan Hutan Lindung.

Namun sayangnya keberadaan hutan lindung dan taman nasional ini, tidak lepas dari incaran banyak pihak untuk dialihfungsikan, terutama untuk perladangan. 

Kondisi ini tentu bisa menimbulkan dampak sosial dan masalah ekologi dampak dari perubahan tutupan hutan. Hal ini mengingat penurunan tutupan hutan akan berpengaruh pada berkurangnya kemampuan bumi dalam menyerap air hujan, sehingga curah hujan berpotensi menjadi aliran permukaan.

"Untuk itu penting melakukan mendorong pengelolaan hutan berkelanjutan dengan menghadirkan pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan daya dukung dan bertitik berat pada pemulihan hutan sembari juga mengembangkan upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi," tutup Adi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan