Bonek Bonita

----DISWAY

Rojil Bonek sejati. Desertasi doktornya nanti tentang lahirnya Bonek di sepanjang Pantura. Penelitiannya akan dilakukan di Pantura. Kurun waktunya 1980 sampai 2010. Batasan 2010 itu diambil karena di tahun itu terjadi dualisme di Persebaya.

Terbentuknya Bonek di Pantura, kata Rojil, utamanya karena ada Tret-tet-tet. Itulah kehebohan pertama Bonek. Lebih 90 bus berangkat ke Jakarta. Mereka mengawal Persebaya ke ibu kota. Konvoi Tret-tet-tet.

Lebih banyak lagi yang berangkat di luar rombongan. Mereka ikut menamakan diri rombongan Tret-tet-tet. Banyak yang tanpa sangu. Modalnya nekad. Bondo semangat. Amuk. Dari sinilah lahir istilah Bonek --bondo nekad. Jadi: Bonek adalah anak kandung Tret-tet-tet.

Saat itu ada seorang siswa SMAN 2 Surabaya bernama Satrya Husada. Begitu panjangnya konvoi bus itu, buntutnya sampai depan SMAN 2. Padahal kepala busnya di sebelah kantor Harian Disway sekarang ini.

Satrya loncat ke bus di dekat sekolahnya itu. Remaja ini ikut Tret-tet-tet ke Jakarta. Pun anak kecil yang masih SD bernama Azrul Ananda. Dititipkan oleh bapaknya di bus itu.

BACA JUGA:Jadi Tersangka

Di manakah remaja Satrya Dari SMAN 2 itu sekarang?

"Saya di sini, Pak" ujar Satrya. Ia ternyata ada di dalam bus menuju stadion Perth kemarin. Ia ternyata masih Bonek sampai sekarang. Ia bukan orang biasa lagi. Ia sudah jadi dokter. Ahli urologi. Spesialis ginjal.

Saya ngobrol dengan Satrya menuju stadion terbaru Perth. Gaya bicaranya masih sangat Bonek. Ayahnya juga dokter urologi. Sangat terkenal: dr Widjoseno Gardjito.

Kakeknya lebih terkenal lagi: dokter Gardjito. Satu-satunya dokter di Madiun. Lulusan Stovia, sekolah kedokteran pertama di Indonesia. Zaman Belanda.  Waktu peristiwa Madiun 1948 ia selamat dari pembunuhan oleh PKI --karena ia satu-satunya dokter. PKI-pun perlu dokter.

Dokter Satrya tidak mau jadi pegawai negeri. Ia pilih jadi dokter di RS Mayapada, RS Ciputra, dan RS Premier Surabaya.

Ada tiga dokter Bonek di rombongan ini. Juga ada psikolog. Dia Bonita. Nama pendeknyi Sasa. Lengkapnya: Heraldha Savira. Muda. Empat ”I”.

Bonita satu ini bukan sembarang psikolog. Dia psikolog yang juga musikus. Sasa ingin menggabungkan psikologi dengan musik. Pasien Sasa banyak anak muda dan remaja. Persoalan kejiwaan remaja banyak bisa diselesaikan lewat musik.

"Anak autis bisa sembuh dengan musik," ujar Sasa. Anak autis itu pikirannya sulit fokus. Musik punya irama, nada berulang dan frekuensi. Musik bisa membuat pikiran mereka fokus. Demikian juga orang stroke. "Tinggal atur frekuensinya di berapa hz," ujar Sasa.

Sasa pemain piano dan biola. Sampai pun jadi guru piano. Kemampuan musiknyi didapat dari sekolah. Termasuk di London. Sertifikatnyi: Dip. ABRSM in piano performance London. Anda sudah tahu ABRSM --Associated Board of the Royal Schools of Music.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan