BPBD Lebong Kehabisan Stok Logistik Bencana

Kantor BPBD Lebong--EKO/RK

Radarkoran.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong saat ini kehabisan stok logistik bencana. Jika pun ada, logistik yang tersisa sudah kedaluarsa karena terakhir dipasok pada tahun 2024 lalu.

Plt Kepala BPBD Lebong, Tantawi, ST melalui Kabid Kedaruratan Bencana dan Logistik BPBD Lebong, Reki Anggara, menjelaskan logistik yang tersisa saat ini seperti mie instan dan kebutuhan pokok lainnya sudah tidak layak dikonsumsi, sehingga tidak dapat lagi didistribusikan ketika terjadi bencana alam. Sementara Kabupaten Lebong sendiri termasuk wilayah dengan tingkat potensi bencana alam yang tinggi, seperti banjir hingga tanah longsor.

"Hingga kini stok logistik kita masih kosong, sedangkan persediaan yang lama sudah tidak layak dikonsumsi karena sudah expired," kata Reki. 

BACA JUGA:38 Capaskibraka Kabupaten Lebong Ikuti Pradiklat, Ini Pesan Wabup Bambang

Berdasarkan data yang dimiliki BPBD, saat ini Kabupaten Lebong memiliki luas wilayah rawan longsor mencapai 32.604 hektare, yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dari data tersebut, dua kecamatan paling rawan yaitu Topos dan Pinang Belapis dengan tingkat kerawanan tertinggi.

"Keberadaan stok logistik menjadi sangat vital untuk membantu evakuasi dan pemulihan korban bencana," tambahnya. 

Reki menambahkan, BPBD Lebong telah mengajukan anggaran sebesar Rp 20 juta dari APBD 2025 untuk pengadaan ulang stok logistik bencana. Reki Anggaran memastikan bahwa pengajuan tersebut sudah dalam proses, dan pihaknya berharap realisasi anggaran dapat segera dilakukan dalam waktu dekat.

"Kami sudah mengusulkan anggaran ke Pemkab melalui APBD sebesar dua puluh juta rupiah. Dana ini akan digunakan untuk belanja logistik darurat seperti makanan cepat saji, air mineral, dan perlengkapan tanggap bencana lainnya," singkatnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan