DBD Turun Drastis, 11 Bulan Hanya 17 Kasus

Demam Berdarah Dengue--ILUSTRASI

Radarkoran.com - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lebong mengalami trand penurunan yang cukup signifikan. Bagaimana tidak, terhitung Januari hingga November 2025 tercatat hanya terjadi 17 kasus DBD. Jumlah kasus DBD tersebut diperoleh Dinas Kesehatan dari laporan seluruh Puskesmas dan RSUD Lebong.

Jumlah itu jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kasus DBD yang terjadi pada tahun 2024 lalu dengan 178 kasus, termasuk dua kasus yang menyebabkan korban meninggal dunia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lebong, Epan Martha, SKM, menyebut perubahan perilaku masyarakat menjadi faktor utama.

Banyak warga mulai aktif menghindari genangan air, membersihkan pekarangan, serta mengelola barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. 

"Turunnya kasus DBD ini, menunjukan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan," ujar Evan Marta.

BACA JUGA:Kabupaten Lebong Bidik Adipura Pertama

Meski demikian, Dinkes Lebong menegaskan bahwa pihaknya tidak akan terlena dengan capaian tersebut. Epan Martha menyampaikan bahwa ancaman DBD tetap ada, terlebih menjelang musim penghujan di akhir tahun ketika genangan air mudah terbentuk secara alami.

Untuk itu, Dinkes terus mengintensifkan langkah-langkah preventif, mulai dari sosialisasi, edukasi kesehatan, pemantauan jentik berkala, hingga fogging terjadwal di wilayah yang dianggap rawan. 

"Pengalaman tahun lalu menjadi pelajaran penting bagi kita semua bahwa DBD bisa melonjak drastis bila upaya pencegahan tidak dilakukan secara konsisten," bebernya. 

Dalam rangka memperkuat ketahanan masyarakat terhadap penyakit DBD, Dinkes juga menggalakkan program 3M Plus.

Program tersebut mencakup menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup rapat wadah air, mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air, serta menambahkan langkah pencegahan lain seperti menabur abate dan menggunakan lotion anti-nyamuk. Upaya ini terbukti efektif menekan siklus perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD di sejumlah wilayah.

Tidak hanya melakukan pendekatan langsung ke rumah-rumah warga, Dinkes Lebong turut melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Sosialisasi rutin dilakukan di sekolah-sekolah, kantor desa, dan posyandu untuk memastikan pengetahuan mengenai pencegahan DBD tersebar merata. Epan menegaskan bahwa keberhasilan menekan kasus DBD bukan semata peran pemerintah, tetapi hasil kolaborasi seluruh lapisan masyarakat. 

"Kita tidak boleh menunggu ada korban baru bergerak. Pencegahan harus menjadi kebiasaan sehari-hari," tegasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan