Manfaatkan 15 Menit Pertama untuk Berdongeng, SDN 01 Kabawetan Cegah Budaya Literasi Punah

LITERASI : Para siswa-siswi SDN 01 Kabawetan mengikuti kegiatan bedongeng sebagai langkah meningkatkan literasi. --JIMMY/RK

KABAWETAN RK - Budaya literasi nyaris punah lantaran sudah mulai ditinggalkan oleh kebanyakan orang. Tak ayal pada zaman era digitalisasi ini banyak yang mengalami misinformasi gara-gara kurang membaca.

Zaman dahulu, salah satu alat komunikasi antara orang tua dan anak-anaknya adalah lewat membacakan dongeng, biasanya aktivitas ini dilakukan sesaat sebelum anak hendak tidur.

Namun ternyata, berdongeng tidak hanya ampuh untuk menidurkan anak-anak saja, tapi juga memiliki beragam manfaat yang lainnya. Salah satu manfaatnya adalah untuk meningkatkan budaya literasi agar anak-anak menjadi lebih terbiasa dalam membaca.

Hal yang sama juga dilakukan oleh SD Negeri 01 Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Para dewan guru memanfaatkan 15 menit pertama sebelum jam pelajaran dimulai untuk membacakan dongeng kepada para peserta didik.

BACA JUGA:Seni Budaya Jadi Salah Satu Ujian Praktik Siswa Kelas XII MAN 1 Kepahiang

Bukan tanpa dasar, tujuannya adalah untuk mendukung program literasi dan numerasi yang diusung oleh Kemendikbudristek RI, guna meningkatkan minat baca masyarakat dan juga mengasah keterampilan menulis.

Kepala SDN 01 Kabawetan, Sukamto, S.Pd, M.Pd menuturkan, ada banyak dampak positif dalam membiasakan peserta didik untuk berliterasi ini, beberapa diantaranya adalah membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berani dalam unjuk gigi.


LITERASI : Para siswa-siswi SDN 01 Kabawetan mengikuti kegiatan bedongeng sebagai langkah meningkatkan literasi--JIMMY/RK

"Kita menjalankan program pemerintah terkait literasi dan numerasi. Tujuannya adalah supaya peserta didik membiasakan diri untuk membaca, menulis dan berinteraksi. Hal ini berdampak pada positif, sebab siswa akan menjadi lebih aktif dan berani," ujar Sukamto, Selasa 20 Februari 2024.

Agar para siswa tidak merasa jenuh lanjut Sukamto, pihak sekolah membatasi waktu berdongeng selama 15 menit saja dan pelaksanaannya pun dijadwalkan hanya 3 kali dalam satu minggu. Dijelaskannya bahwa jadwal berdongeng pada 15 menit pertama ini dilaksanakan pada setiap Selasa, Rabu dan Kamis. 

Selain itu, para siswa tidak hanya mendengarkan dongeng saja. Namun sesekali juga diperkenankan untuk membacakan dongeng dihadapan para guru dan teman-teman sekolahnya.

BACA JUGA:Minat Yamaha Lexi 155 Connected ABS Terbaru, Yuk ke Panca Motor Kepahiang

"Nah inilah poinnya kenapa siswa juga kami minta untuk berdongeng, supaya dia terbiasa tampil dihadapan teman dan juga dewan guru. Terlebih lagi, siswa juga kami tuntun untuk mengenal seluruh tanda baca, agar bacaannya lebih fasih dan mudah difahami oleh pendengar," demikian Kepsek Sukamto. (jmy/pariwara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan