Bayi Tanpa Anus Meninggal, Wabup Kepahiang Sebut Kecerobohan! Orangtua: Saya Tidak Tempuh Jalur Hukum
BAYI : Wabup Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.IP meyayangkan kejadian bayi lahir tanpa anus yang tidak diketahui oleh Nakes RSUD Kepahiang yang sedang bertugas dan menyebut hal tersebut adalah kecerobohan dan kelalaian.--EPRAN/RK
Radarkepahiang.bacakoran.co - Bayi lahir tanpa anus di RSUD Kepahiang, setelah berusia 4 hari meninggal dunia. Mirisnya, kondisi bayi lahir tanpa anus ini sama sekali tidak diketahui Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas pada saat itu. Padahal menjadi tugas Nakes yang bertugas memastikan kelengkapan tubuh seluruh bayi yang baru lahir, terlaihr normal atau tidak.
Bayi malang ini diketahui tanpa anus setelah kembali dibawa ke RSUD Kepahiang untuk mendapatkan pengobatan medis lantaran sudah lemas. Tapi bayi ini meninggal dunia pada saat akan dibawa ke RS di Kota Bengkulu.
Menanggapi hal ini Rabu 20 Maret 2024 Wabup Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.IP meyayangkan hal ini terjadi. Bahkan Wabup menyebutkan bahwa kejadian ini merupakan kecerobohan dan kelalaian oknum Nakes yang bertugas di RSUD Kepahiang saat itu. Karena sudah menjadi tugasnya, pihak RSUD Kepahiang melalui Nakes yang bertugas untuk memastikan bayi yang lahir, apakah mempunyai kelengkapan alat tubuh atau tidak.
"Kalau kejadian ini benar adanya, sangat boleh dikatakan bahwa ini kecerobohan dan kelalaian oknum Nakes RSUD Kepahiang yang bertugas waktu itu. Ya karena sudah menjadi tugasnya melakukan pengecekan serta memastikan bayi dalam kondisi normal atau tidak setelah lahir," kata Wabup.
BACA JUGA:Ini Penjelasan Dirut RSUD Kepahiang soal Bayi Lahir Tanpa Anus Tanpa Diketahui oleh Nakes
Menurutnya, jika kejadian kecerobohan ini benar maka sudah sepatutnya dilakukan evaluasi terhadap RSUD Kepahiang. Lantaran kejadian yang merugikan pasien bukan terjadi kali ini saja, tapi sudah berulang-ulang dengan kasus yang berbeda-beda. Tentunya juga ini harus menjadi pelajaran RSUD Kepahiang sebagai bentuk pembenahan kedepannya.
"Ini harus dilakukan evaluasi, bila perlu kita berikan teguran. Saya memang baru mendapatkan informasi ini. Ya selanjutnya nanti saya juga akan koordinasi dengan pihak RSUD Kepahiang," demikian Wabup.
Dikonfirmasi terpisah, Fedo selaku orangtua dari bayi malang tersebut mengatakan, musibah yang terjadi ini memang merugikan keluarganya. Tapi dirinya, kata Fredo, memastikan tidak mengambil langkah hukum atas kejadian tersebut.
"Jika kita bicara dirugikan, kita dari pihak keluarga sangat dirugikan. Tetapi saya tidak akan mengambil langkah hukum. Yang jelas kita dari pihak keluarga tetap berharap ada pengakuan dari pihak RSUD Kepahiang, kalau itu memang merupakan suatu kelalaian dan mengakui kesalahannya," sampai Fedo.
Selanjutnya Redo pun mengharapkan, kejadian yang menimpa keluarganya ini jangan sampai terjadi kepada keluarga lain. Dari kejadian ini juga diharapkan pihak RSUD Kepahiang benar-benar melakukan evaluasi, sehingga tidak ada protes-protes lagi dari para pasien.
Bayi Fredo meninggal dunia di usianya baru 4 hari. Bayi ini diketahui tidak punya anus oleh orang tuanya setelah pulang ke rumah. Selama 4 hari lahir, bayi tersebut tidak pernah buang air besar. Banyinya hanya buang air kecil, dari sejak berada di RSUD Kepahiang hingga pulang ke rumah.
Bayi pasangan Fedo dan Lidia lahir dengan cara Operasi Caesar, Jum'at 15 Maret 2024 di RSUD Kepahiang. Kisaran pukul 11.15 WIB, bayinya dinyatakan sudah lahir dengan selamat. Karena sudah mendapatkan informasi dari Nakes yang bertugas bahwa sang anak lahir sehat dan seluruhnya normal, sehingga banyinya didekatkan dengan istrinya.
Sekira pukul 17.00 WIB Sabtu sore, istri dan bayi Fredo dibawa pulang, karena sudah disarankan pulang, walaupun istri dan bayi baru semalam menjalani perawatan usai operasi caesar. Selanjutnya pada Senin 18 Maret 2024 setelah berbuka puasa, kondisi bayi sudah lemas dan pucat. Diputuskan untuk pergi ke RSUD Kepahiang lagi, memeriksa dan mengobati bayi tersebut.