Bayi Lahir Tidak Diketahui Tanpa Anus, Dirut RSUD Kepahiang Akui Ada Kelalaian Oknum Nakes

LALAI : Dirut RSUD Kepahiang, dr Febi Nursanda mengakui jika ada kelalaian yang dilakukan oknum Nakes yang bertugas di RSUD Kepahiang pada saat operasi caesar Lidia, Jum'at 15 Maret 2014. Sebagai tindak lanjutnya, RSUD Kepahiang akan menegur Nakes tersebu--DOK/RK

"Kami akan luruskan permasalahan ini. Terhadap oknum Nakes, kami kasih teguran. Ya selanjutnya, mungkin akan ada sanksi. Yang jelasnya ke depan kami akan lebih ketat lagi dalam menerapkan SOP," demikian dr. Febi Nursanda. 

Diberitakan Radarkepahiang.bacakoran.co sebelumnya, oknum Nakes yang bertugas di RSUD Kepahiang Provinsi Bengkulu diduga lalai. Lantaran bayi yang baru lahir tidak diketahui memiliki anus atau tidak. Akibatnya bayi itu pun meninggal dunia di usianya baru 4 hari. Bayi ini diketahui tidak memiliki anus oleh orang tuanya setelah pulang ke rumah. 

Fedo dan Lidia adalah orang tua bayi tersebut, warga Kelurahan Dusun Kepahiang Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Menurut Fedo, bayinya berjenis kelamin laki-laki. Selama 4 hari lahir, anaknya tidak pernah buang air besar. Banyinya hanya kencing sejak berada di RSUD sampai pulang ke rumah.

BACA JUGA:Bayi Lahir Tanpa Anus di RSUD Kepahiang, Sudah 4 Hari tapi Tidak Diketahui Nakes, Hingga Akhirnya Meninggal

Menurut Fedo, bayinya itu lahir dengan cara Operasi Caesar pada Jum'at 15 Maret 2024 di RSUD Kepahiang. Dia meyakini oknum Nakes yang pada saat itu bertugas, lalai. Karena sama sekali tidak melakukan pengecekan anggota tubuh anaknya, apakah lengkap atau tidak. Sementara Fredo mengakui tidak melakukan pengecekan, sebab dia sudah percaya dengan pelayanan Nakes. Singkat cerita, pada Sabtu sore, belum juga diketahui bahwa banyi itu lahir tanpa anus. 

"Sekira pukul 17.00 WIB Sabtu sore, istri dan bayi saya yang baru berusia satu malam, akhirnya saya bawa pulang ke rumah. Ya karena sudah disarankan pulang, walaupun istri dan anak saya baru semalam menjalani perawatan usai operasi caesar," tambah Fedo. 

Selanjutnya pada Senin 18 Maret 2024 setelah berbuka puasa, menurut Fredo, dia istirahat di teras rumah. Tiba-tiba anaknya yang paling tua memanggil dan memintanya melihat kondisi adiknya (Bayi, red). Setelah masuk ke rumah, diketahui kalau bayinya sudah lemas dan pucat. Fredo dan istrinya langsung memutuskan untuk pergi ke RSUD Kepahiang lagi, untuk memeriksa dan mengobati bayi mereka.

Sampai di IGD RSUD Kepahiang, bayi ini langsung diberikan pelayanan oleh Nakes, diberi infus dan oksigen. Setelah mengetahui kondisi yang ada, pihak RSUD Kepahiang langsung menyarankan untuk dirujuk ke RS yang ada di Kota Bengkulu. Namun sebelum berangkat ke Kota Bengkulu usai mendapatkan rujukan, bayi malang tersebut meninggal dunia kisaran pukul 23.30 WIB.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan