Faktor Cuaca, DBD Diprediksi Masih Menjadi Ancaman
Fogging dilakukan di sekitar rumah warga yang terjangkit DBD. Diprediksi DBD masih menjadi ancaman yang dapat menyerang warga.--EKO/RK
Radarkoran.com - Demam Berdarah Dengue atau DBD saat ini diprediksi masih menjadi salah satu ancaman penyakit yang dapat menyerang warga Kabupaten Lebong.
Salah satu faktornya adalah karena cuaca yang sejauh ini tidak menentu. Intensitas cuaca panas yang lama namun tetap diselingi dengan hujan yang berisiko menimbulkan genangan air untuk berkembang biak nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD.
Kepala Tata Usaha Puskesmas Muara Afryon P. Situmorang, S.Kep menyampaikan tern kasus DBD yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Muara Aman secara garis besar mengalami penurunan jika dibandingkan awal tahun lalu. Hanya saja bukan berarti ancaman kasus DBD ini tidak ada, terlebih cuaca yang saat ini tidak stabil.
"Kemungkinan kedepan, DBD masih menjadi ancaman bagi masyarakat karena cuaca yang belum stabil. Dengan intensitas panas yang lama tapi diselingi hujan sehingga menyebabkan peluang genangan air yang bisa memicu perkembangan nyamuk aedes aegypti, " sampainya.
BACA JUGA:Masuk Level Internasional, Kopi Bengkulu Diekspor ke Singapura Hingga Turki
Lebih jauh dijelaskannya, hingga Agustus 2024 tercatat ada 43 kasus DBD yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Muara Aman. Teranyar terjadi di Desa Lokasari.
Dirinya memastikan setiap kasus DBD yang terjadi diwilayah kerja Puskesmas Muara Aman sudah mereka tindaklanjuti. Mulai dari melakukan PE atau Penyelidikan Epidemiologi di sekitar tempat tinggal warga yang terjangkit DBD hingga melakukan fogging.
"Kasus terbanyak terjadi di Februari dan Maret 2024 lalu. Rata-rata 3 bulan awal itu ada 29 kasus. April kosong dan bulan berikutnya kembali ada. Teranyar di Agustus ini ada 1 kasus, " tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, pihaknya sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya promotif dan edukatif kepada masyarakat. Selain itu setiap pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat untuk senantiasa menjaga dan membersihkan lingkungan tempat tinggalnya.
BACA JUGA:Pemprov Antisipasi Kenaikan Harga Beras
Misalnya dengan melaksanakan gotong royong melakukan langkah 3M plus. Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat
penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
"Fogging sebenarnya langkah terakhir untuk memutus mata rantai DBD. Namun bulan solusi yang efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa bukan memutus mata rantai DBD secara keseluruhan. Jadi yang tepat adalah pemberantasan sarang nyamuk atau PSN dengan melaksanakan gerakan 3M plus, " singkatnya.