Fudhail bin Iyadh, Perampok yang Paling Ditakuti Menjadi Ulama Besar

Fudhail bin Iyadh, perampok paling ditakuti yang kemudian menjadi ulama besar. --FOTO/NET

BACAKORAN RK - Artikel berikut ini mengulas secara singkat mengenai Fudhail bin Iyadh, seorang perampok yang kemudian taubat menjadi ulama besar. 

Fudhail dulunya merampok atau yang pada masa kini dikenal dengan kata Begal, mengambil harta orang secara paksa. Namun, kuasa Allah yang kemudian menjadikan Fudhail bin Iyadh dari perampok yang paling ditakuti, menjadi ulama besar yang amat sangat disegani.

Menukil dari beberapa sumber, seorang tetangga Fudhail bin Iyadh berkata, "Fudhail bin Iyadh adalah perampok (Hebat) sehingga tidak memerlukan partner atau tim dalam merampok. Suatu malam dia pergi untuk merampok.

Tak berapa lama ia pun bertemu dengan rombongan kafilah. Sebagian anggota kafilah itu berkata kepada yang lain, "Jangan masuk ke desa itu, karena di depan kita terdapat seorang perampok yang bernama Fudhail."

Fudhail yang mendengar percakapan anggota kafilah itu ternyata gemetar, dia tidak mengira bahwa orang-orang sampai setakut itu terhadap gangguan darinya. Ia merasa betapa dirinya ini memberi mudharat dan bahaya bagi orang lain. Fudhail pun berkata, “Wahai kafilah, akulah Fudhail, lewatlah kalian. Demi Allah, aku berjanji (berusaha) tidak lagi bermaksiat kepada Allah selama-lamanya.”

Sejak saat itu Fudhail meninggalkan dunia hitam yang telah ia geluti itu. Tak berhenti disitu, dia kemudian mulai menekuni agama Islam, sehingga menjadi ulama besar yang namanya dikenal hingga sekarang. Masyaa Allah, betapa mudahnya Allah membolak-balikkan hati manusia.

Maka dari itu, hendaknya kita senantiasa meminta hidayah kepada Allah dan pertolongan dari-Nya, agar kita tidak sampai dijadikan sebagai hamba-Nya yang dipalingkan dari kebenaran.

Dikisahkan dari jalur riwayat yang lain, ada tambahan kisah bahwa Fudhail menerima kafilah tersebut sebagai tamunya pada malam itu. Dia berkata, "Kalian aman dari Fudhail.” Lalu Fudhail mencari makanan untuk ternak mereka. Manakala dia pulang, dia mendengar seseorang membaca ayat,

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Al-Hadid: 16)

BACA JUGA:Hamzah Paman Nabi yang Mati Syahid, Jasadnya Masih Utuh dan Berdarah saat Ditemukan ketika Madinah Banjir 2013

Pelajaran yang Dapat Dipetik

Seorang yang terbiasa melakukan perbuatan dosa, maka hatinya akan menghitam sehingga sulit menerima hidayah. Namun terkadang, ada sedikit celah di hatinya yang belum tertutup dengan gelapnya maksiat.

Apabila ia gunakan bagian kecil ini untuk merenungkan dan mengingat kekuasaan Allah, maka Allah akan bersihkan hatinya dari noda-noda hitam dosa kemaksiatan. Sebaliknya, apabila ia tetap menuruti hawa nafsunya, maka hati tersebut semakin menghitam dan lama-kelamaan akan mati dan tidak menerima hidayah.

Al-Fudail bin Iyadh adalah sosok ahli ibadah yang banyak menghabiskan waktunya di Mekah dan Madinah. Kehidupannya penuh dengan cahaya ilmu, amal serta istiqomah dalam membela kebenaran. Dan salah satu kelebihannya yang dianugerahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya adalah di munculkan banyak hikmah melalui lisannya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan