Dihantam Banjir, Jembatan Penghubung Sidodadi-Weskust Ambruk

Dihantam Banjir, Jembatan Penghubung Sidodadi-Weskust Ambruk--Tangkapan Layar

KEPAHIANG RK - Intens dan lebatnya curah hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu sejak seminggu terakhit, berdampak  terhadap terjadinya sejumlah bencana alam. Selain longsor yang terjadi di wilayah Desa Kute Rejo Kecamatan Kepahiang, hujan lebat pun mengakibatkan air sungai sempiang meluap, menyebabkan ambruknya jembatan penghubung antara Sidodadi dengan Weskust. 

Diketahui, jembatan gantung semi permanen ini baru berusia 4 tahun, setelah diperbaiki karena ambruk akibat mobil truk terperosok mengangkut material. Lurah Pasar Ujung Kecamatan Kepahiang, Jahidin, S.KM, MM membenarkan kejadian kembali ambruknya jembatan gantung semi permanen di wilayahnya.  

Dia menyampaikan, jembatan yang ambruk diterjang banjir ini, panjangnya lebih kurang 30 meter. Lurah Jahidin menyampaikan, masyarakat khususnya di Desa Sidodadi RT 13 sangat membutuhkan jembatan ini, karena menjadi jalan penghubung pilihan antar kelurahan dan desa. 

"Kalau masyarakat Weskust, ya mereka memilih melewati jembatan itu karena bisa lebih cepat kalau ke pasar kepahiang. Dan memang, jembatan ini ramai dilewati masyarakat, karena salah satu jembatan penghubung alternatif pilihan," kata Lurah Jahidin, Minggu 14 Januari 2024.  

Lanjut dia mengungkapkan, jembatan ini kembali ambuk diterjang banjir pada Sabtu 13 Januari 2024. Jembatan ambruk karena tidak kuat menahan arus air yang sangat kuat dan besar.  

"Jembatan ini sebelum dibangun menjadi jembatan gantung, adalah jembatan besi beton. Jembatan ambruk 4 tahun lalu, sebab ada truk terperosok bawa material. Sekarang ambruk lagi, yang kali ini dihantam banjir akibat meluapnya sungai air sempiang. Jembatan penghubung ini, selain digunakan masyarakat yang ingin ke pasar, juga menjadi jalan alternatif mengantar anak ke sekolah, dan juga menjadi jalan mengangkut hasil pertanian dan perkebunan," terang Lurah Jahidin.

BACA JUGA:Longsor di Desa Kute Rejo, Jalan Putus dan 3 Rumah Warga Nyaris Ambruk

Sementara itu, Ketua RT 13 Kelurahan Pasar Ujung, Yatno mengatakan, jembatan penghubung Desa Sidodadi-DesaWeskust dibangun secara swadaya oleh masyarakat, pascaambruk 4 tahun lalu. Lantaran dibangun gotong royong maka jembatan yang dibangun hanya mampu jembatan gantung, dari sebelumnya jembatan besi beton.

"Karena jembatan gantung semi permanen, maka hanya bisa dilewati kendaraan dua dan pejalan kaki saja. Sekarang kondisi jembatannya belum putus tapi ada kemungkinan putus, kalau hujan lebat turun lagi dan air sungai sempiang meluap. Saat ini pun, masyarakat belum bisa memperbaikinya, karena arus air masih deras," papar Ketua RT Yatno.

Dia menambahkan, sebagai penyambung aspirasi masyarakat di tingkat RT, sangat diharapkan ada perhatian dari Pemkab Kepahiang melalui OPD-OPD yang bersangkutan. "Masyarakat sangat mengharapkan betul dibangun jembatan permanen. Sebab jembatan ini adalah salah satu akses yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Kepada pemerintah, wilayah kami cukup dekat dari pusat kota, silakan cek langsung kondisinya," tutup Ketua RT Yatno.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan