Di Kepahiang, Bunga Bangkai dan Bunga Rafflesia Mekar Bersamaan

MEKAR : Bunga Bangkai dan Bunga Rafflesia Arnoldi mekar bersamaan di lahan taman konservasi Desa Tebat Monok, Minggu 10 Maret 2024.--REKA/RK

Radarkepahiang bacakoran.co - Dua jenis bunga langka rafflesia arnoldi dan Amorphophallus titanum mekar bersamaan di lahan taman konservasi Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan (LP2L2) Desa Tebat Monok Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu pada Minggu 10 Maret 2024. 

Ketua Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan (LP2L2) Bengkulu, Holidin mengatakan, bunga bangkai atau dikenal dengan nama latin Amorphophallus titanum tumbuh di lahan konservasi Kabupaten Kepahiang.

Untuk diketahui, mekarnya bunga bangkai raksasa ini hanya bertahan sekitar 4 hari saja, kemudian berangsur layu. Menurut Holidin, sebuah kesempatan yang langka bisa menyaksikan mekarnya bunga endemik ini dari jarak dekat, terlebih mekarnya bunga besar di dunia ini hanya bertahan empat hari saja, sedangkan untuk melihat kemunculan bunganya kembali harus menunggu bertahun-tahun.

"Amorphophallus titanum ini tumbuh di lahan konservasi Kabupaten Kepahiang yang kita kelola di Desa Tebat Monok, tingginya 160 centimeter. Untuk menjangkau lokasi bunga bangkai ini dari dekat hanya 20 meter dari jalan raya," ujar Holidin.

BACA JUGA:Wabup Kepahiang: Puskesmas Harus Gencar Sosialisasikan Gerakan Pengendalian Penyakit

Tak hanya disuguhkan dengan keindahan mekarnya Amorphophallus titanum atau bunga bangkai raksasa, dijelaskan Holidin, awal pekan ini masyarakat yang mengunjungi lahan konservasi taman peduli puspa langka juga akan disuguhkan dengan mekarnya bunga Rafflesia Arnoldi. Pengunjung yang datang, kata Holidin akan diajak untuk melihat fase mekar sempur dari Bunga Rafflesia langsung di alam.

"Bunga ini adalah Puspa Langka yang hanya bisa dinikmati keindahannya dalam waktu 3 - 4 hari sejak mulai mekar dan dari proses kopula sampai dengan fase mekar sempurna membutuhkan waktu selama 9 bulan, sehingga menjumpai bunga rafflesia saat mekar menjadi momen yang luar biasa dan tidak terlupakan," terang Holidin.

Lebih lanjut, Holidin menjelaskan, seringnya puspa langka mekar di Kabupaten Kepahiang, tepatnya di lahan konservasi peduli puspa langka di Desa Tebat Monok, menjadikan Kabupaten Kepahiang menjadi tujuan wisata pecinta peduli puspa langka dari berbagai daerah. Untuk itu, ia mengajak masyarakat, terutama pemerintah kabupaten untuk mendukung keberadaan lahan taman konservasi.

"Sehingga dengan demikian daerah kita dikenal karena seringnya puspa langka ini mekar, terlebih setelah ada pengunjung menginformasikan keberadaan puspa langka ini sehingga daerah kita semakin dikenal," ujar Holidin.

BACA JUGA:Polres Kepahiang Bergerak Dalami Kasus Wanita Muda Dihamili 7 Terduga Pelaku

Namun, kata Holidin, seringnya puspa langka ini tumbuh dan mekar di taman lahan konservasi puspa langka Desa Tebat Monok juga tidak luput dari sasaran pencurian oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Bahkan, jika pun tumbuh di luar lahan konservasi terus dijaga oleh Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan (LP2L2).

"Oleh karena itu kita terus mengimbau kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga keberadaan puspa langka, dengan cara tidak merusak maupun mencurinya," tutup Holidin.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan