Pemdes Talang Tige Larang Jual Beli Kopi Merah, Alasannya Masuk Akal
LARANG : Pemerintah Desa Talang Tige melaksanakan penyembelihan hewan kurban, dan melarang aktivitas jual kopi merah untuk menjaga kondusifitas.--RIAN/RK
Radarkoran.com - Meriahnya perayaan Idul Adha di Desa Talang Tige Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, ternyata tidak lepas dari peran Pemerintah Desa (Pemdes) setempat dalam menjaga kondusifas warganya, meskipun masih dalam musim panen kopi.
Kepala Desa (Kades) Talang Tige, Mulyadi menyampaikan, larangan untuk jual beli kopi merah tetap diberlakukan pemerintah desanya. Langkah ini sebagai upaya mencegah pencurian kopi merah langsung di batangnya.
Bahkan, langkah ini diangap berhasil. Karena sejauh ini belum ada terjadi aksi pencurian kopi di Desa Talang Tige, terlebih kopi petik merah.
Meski demikian, sebagai Kades, Mulyadi tetap mengingatkan warga desanya untuk selalu berhati-hati, dan tetap saling menjaga antar sesama, terutama di musim panen kopi seperti sekarang ini.
"Ya intinya, aturan yang kami tegakkan ini merupakan hasil musyawarah yang kami laksanakan sebelumnya. Untuk berlakunya aturan ini, kita Pemdes harus tegas melaksanakannya," tegas Kades Mulyadi, Selasa 18 Juni 2024.
BACA JUGA:Jual Kopi Basah Curian Rp 700 Ribu, Polres Kepahiang: Pelaku Ngaku Uangnya untuk Beli Beras
Di sisi lain dengan diberlakukannya peraturan ini, perayaan lebaran Idul Adha di Desa Talang Tieg berlangsung khidmat, serta ditambah banyaknya jumlah hewan kurban yang meningkat pada tahun 2024 ini.
Jumlah hewan kurban yang disembelih serta dibagikan kepada warga kurang mampu berjumlah 8 ekor dengan rincian, 3 sapi dan 5 kambing.
Kades Mulyadi menambahkan, lebaran Idul Adha kali ini di desanya tidak ubahnya seperti perayaan Idul Fitri. Perayaan Idul Adha juga antusias dirayakan oleh warga desa setempat. Tentu hal ini mempererat tali silahturahmi antar warga, untuk menjaga keamanan dan ketertiban di dalam desa.
"Alhamdullilah, meskipun bertepatan pada musim panen kopi, suasana hari haya Idul Adha tetap meriah, ini lantaran kondisi di desa keamanannya kondusif. Karena saya selalu mengingatkan warga desa untuk saling menjaga dan mengigati. Apalagi saat ini harga kopi cukup tinggi, sehingga rawan pencurian kopi," sampainya.
Dengan kondisi yang aman ini, lanjut Kades Mulyadi, sehingga warga dapat pulang ke rumah untuk bisa menunaikan salat Id, serta memeriahkan Idul Adha secara khitmad.
BACA JUGA:Identitas Sudah Dikantongi, Polres Kepahiang Buru 2 Terduga Pencuri Kopi Basah
"Jadi, warga yang selama musim panen kopi ini, mereka bermalam di kebun, bisa pulang ke rumah berkumpul keluarga merayakan lebaran Idul Adha. Hasil panen kopi, termasuk kopi merah yang masih di pohon kopi pun tidak was-was mereka tinggalkan, karena memang sejauh ini belum ada kejadian pencurian kopi di desa kami," pungkas Kades Mulyadi.