Tidak Dimanfaatkan, Bangunan Pasar Kuliner jadi Lokasi Ngelem, Ini Kata Disparpora Kepahiang

BANGUNAN : Dibangun pada tahun 2019 lalu, bangunan pasar kuliner di Taman Santoso Kabupaten Kepahiang yang hingga sekarang belum dimanfaatkan.--EPRAN/RK

Radarkoran.com - Bangunan yang wacana awalnya akan dijadikan sebagai tempat Pasar Kuliner Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, tapi hingga Tahun 2024 ini bangunan tersebut belum dimanfaatkan.

Sejak dibangun pada tahun 2019 lalu, sejatinya bangunan Pasar Kuliner yang berlokasi di dalam Taman Santoso Kecamatan Kepahiang menjadi wadah untuk memasarkan produk khas seperti kuliner di daerah ini.

Namun kenyataannya sangatlah disayangkan, sebab hingga saat ini bangunan yang sudah menelan uang rakyat hingga ratusan juta tersebut bisa dikatakan terbengkalai. Bahkan tak jarang bangun pasar kuliner tersebut disalahgunakan untuk kegiatan negatif, salah satunya dijadikan tempat ngelem oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa kali petugas Satpol PP Kepahiang menemukan oknum ngelem di lokasi tersebut.  

Mengenai kondisi ini, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepahiang, Rudi A Sihaloho, ST mengatakan, alasan pihaknya hingga saat ini belum memanfaatkan bangunan pasar kuliner, lantaran ditemukan sejumlah permasalahan.

BACA JUGA:Pilihan Kuliner Jepang di Kepahiang yang Makin Beragam

Permasalahan yang dimaksud misalnya fasilitas yang kurang memadai, belum tersedianya toilet, auning untuk berjualan dan sejumlah fasilitas lainnya dianggap belum layak digunakan. 

"Sementara ini fasilitas pasar kuliner kurang memadai, sehingga belum dimanfaatkan. Ya karena kalau kita ingin mengajak orang untuk berjualan di sana, harus diutamakan dulu fasilitas yang disediakan. Kalau fasilitasnya belum ada atau kurang memadai, bagaimana orang mau berjualan di sana," kata Rudi belum lama ini. 

Dengan kondisi bangunan Pasar Kuliner yang belum dimanfaatkan, juga diakui bahwa bangunan pasar kuliner dijadikan tempat ngelem. Karena tidak bisa dipungkiri belakangan dari hasil operasi yang dilakukan Satpol PP Kepahiang, ditemukan orang-orang yang ngelem. Supaya pasar kuliner dimanfaatkan dan tidak dijadikan lokasi ngelem, tentunya Disparpora Kepahiang membutuhkan anggaran. 

"Harapan kita ada anggaran, sehingga kita bisa optimalkan pasar kuliner ini. Kalau fasilitas yang disediakan lengkap, maka kita mengajak orang berjualan di sana, mereka tidak akan menolak. Intinya kita butuh anggaran untuk menyediakan fasilitas seperti toilet, auning berjualan, termasuk lokasi perkirnya, dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya," demikian Rudi. 

Sekadar mengulas, sebelumnya bangunan pasar kuliner sempat ingin dimanfaatkan. Kala itu Disparpora Kepahiang sudah membuat lapak di lokasi bangunan pasar kuliner dengan total 24 lapak, untuk dimanfaatkan. Ketika itu diwacanakan pedagang yang berjualan di pasar kuliner dipingut PAD, dengan besaran Rp 250 ribu per bulan. Pada saat ini sudah banyak pedagang yang berminat untuk berjualan di pasar kuliner, namun realisasinya sampai tahun 2024 sama sekali tidak terlihat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan