13 Kasus Wanita dan Anak Masuk Pendampingan DPPKBP3A Kepahiang

Kepala Bidang (Kabid) PPA pada DPPKBP3A Kabupaten Kepahiang, Yulaili, S.KM. --RIAN/RK

Radarkoran.com - Sepanjang tahun 2024 dari Januari hingga Juli ini, sudah 13 kasus yang melibatkan wanita dan anak yang sudah didampingi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.

Dari ke 13 Kasus ini, dijelaskan oleh Kabid PPA pada Dinas DPPKBP3A Kepahiang, Yulaili, S.KM, sebanyak 80 persen atau 11 kasus  yang sedang dan telah didampingi oleh pihaknya ini mengarah ke asusila, sisanya adalah kasus kriminal dan kekerasan. 

"Di tahun 2024 ini, sudah ada 13 kasus yang kami dampingi. Kasus yang mendominasi adalah kasus asusila. Tentu kami berharap, hingga penghujung tahun 2024 nanti tidak ada lagi penambahan kasus," kata Yulaili, Rabu 24 Juli 2024.

Selain pendampingan terhadap korban, Yulaili menerangkan, pihaknya juga melakukan pendampingan terhadap pelaku anak atau Anak Berhadapan dengan Hukum atau ABH. Sejauh ini, hal yang dilakukan ialah memberikan dampingan hukum serta memfasilitasi korban dengan menyediakan  psikolog anak.

BACA JUGA:Pemerintah Desa Mekar Sari Kecamatan Kabawetan Gelar Rembuk Stunting

"Jadi di sini kami melakukan pendampingan dengan posisi netral. Baik korban maupun pelaku sama-sama kami dampingi, selagi kasusnya melibatkan wanita dan anak," paparnya.

Selanjutnya, Yulaili menuturkan, untuk mencegah terjadinya penambahan kasus yang melibatkan wanita dan anak ini, terutama pada kasus asusila, dalam waktu dekat pihaknya bersama unsur terkait secara berkelanjutan mensosialisasikan pencegahan bahaya kenakalan remaja di sekolah, seperti yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Tak hanya wacana sambungnya, saat ini pihaknya juga sudah memiliki daftar-daftar sekolah yang akan menjadi sasaran sosialisasi. Untuk tingkat sekolah dasar ada 40 sekolah, SMP 20 sekolah, sedangkan untuk tingkat SMA seluruhnya akan diberikan sosialisasi.

"Upaya kami agar kasus wanita dan anak ini tak terulang lagi, sasaran kami dengan mensosialisasikan ke sekolah-sekolah. Mengingat, dari beberapa kasus yang kami dampingi, korban masalah asusila ini banyak dari kalangan pelajar," jelasnya.

Pada sisi lain, Yulaili juga berharap untuk mencegah kasus-kasus serupa yang melibatkan wanita dan anak di bawah umur ini, agar mendapatkan dukungan dan bantuan dari semua pihak. Terutama seluruh orangtua anak, karena kenakalan remaja belakangan ini banyak terjadi di lingkungan tempat tinggal.

BACA JUGA:Dinkes Kepahiang Launching ILP, Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

"Tentu kami berharap, para orangtua anak dapat menjadi aktor utama dalam mencegah kenakalan remaja pada anak ini. Sebab kasus-kasus yang terjadi selama ini, banyak terjadi di luar lingkungan sekolah," demikian Yulaili.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan