Yuk Simak, Ini 3 Alat Pendeteksi dan Pengukur Gempa Bumi

Sabtu 28 Sep 2024 - 10:15 WIB
Reporter : Iyus Ismail
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Indonesia adalah salah satu negara yang paling rawan terhadap bencana alam, salah satunya adalah gempa bumi. 

Dalam memantau gempa, ada tiga jenis alat pendeteksi gempa bumi yang perlu diketahui. Adapun satuan yang digunakan untuk menghitung besarnya kekuatan gempa adalah Skala Richter (SR) dan apabila ingin mengukur besar kecilnya getaran tanah akibat gempa, bisa menggunakan satuan bernama Magnitudo.

Badan pendeteksi gempa di berbagai belahan dunia umumnya menggunakan tiga jenis alat pendeteksi gempa, yakni Seismometer, Akselerograf, dan Intensitymeter. Bagaimana cara ketiganya alat pendeteksi gempa bumi ini, berikut ulasannya :

1. Seismometer

Seismometer adalah sensor yang digunakan dalam pengamatan gempa bumi. Dalam pelaksanaannya, ada juga seismograf dan seismogram pada peralatan gempa bumi.

Seismograf merupakan alat yang digunakan untuk mencatat gempa bumi, sedangkan seismometer adalah sensor dari seismograf. Hasil rekaman dari seismograf disebut seismogram yang selanjutnya dianalisis ketika terjadi kejadian gempa.

Melansir laman Stasiun Geofisika Kepahiang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), seismogram mengandung berbagai macam informasi, seperti kombinasi pengaruh sumber seismik, lintasan perambatan, dan noise pada lokasi perekaman.

2. Akselerograf

Akselerograf atau strong motion seismograph adalah alat yang digunakan untuk merekam guncangan tanah yang sangat kuat sehingga percepatan permukaan tanah terukur. Peralatan ini diperlukan dalam pengamatan gempa.

BACA JUGA:Gempa 6,4 SR Guncang Gorontalo, Lempeng Sulawesi Utara

Mengingat seismograf sangat sensitif, suatu kejadian gempa dapat menghasilkan rekaman yang off scale atau bahkan berhenti ketika terjadi guncangan gempa bumi yang sangat kuat. Pada kondisi tersebut diperlukan akselerograf agar kejadian gempa tetap tercatat dengan baik.

3. Intensitymeter

Intensitymeter merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui intesitas kejadian gempa. Alat ini merupakan bagian dari jaringan monitoring gempa bumi kuat BMKG.

Hingga saat ini, belum ada teknologi yang bisa memprediksi terjadinya gempa. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan jika belum ada ilmu maupun teknologi yang bisa memprediksi secara akurat waktu terjadinya gempa.

"Sudah kita pahami bersama, bahwa hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan tepat dan akurat mampu memprediksi terjadinya gempa. Kapan, di mana, dan berapa kekuatannya, sehingga kita semua juga tidak tahu kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensi-potensi gempa," singkatnya. 

Kategori :