BENGKULU RK - Pembangunan Jembatan Elevated di Dusun Besar kawasan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) Kota Bengkulu telah rampung dikerjakan oleh pihak kontraktor.
Jembatan yang dibangun sejak bulan April 2023 lalu ini akan segera difungsikan untuk memperlancar lalu lintas di kawasan tersebut.
Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA menyampaikan peresmian penggunaan jembatan elevated kawasan DDTS Kota Bengkulu akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.
"Kota akan resmikan kisaran tanggal 25 atau 26 untuk pengguna jembatan elevated," ungkapnya.
Diketahui, pembangunan jembatan elevated di kawasan DDTS di Dusun Besar Kota Bengkulu dalam pembangunannya menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 87 miliar dari APBD tahun 2023 yang dikerjakan kontraktor PT. Rodateknindo Purajaya.
Pembangunan di kawasan DDTS tersebut berupa jalan sepanjang 460 meter dan 340 meter jalan layang atau jembatan elevated, sehingga total keseluruhan mencapai 800 meter.
Lebih lanjut, Gubernur Rohidin menyebut, saat ini di kawasan tersebut juga tengah dilakukan pematangan lahan untuk proses lebih lanjut dalam penataan kawasan DDTS.
"Di perubahan ini per 31 Desember itu selesai pematangan lahan, sekarang sedang dikerjakan. Perencanaannya sudah selesai dan per 1 Januari mulai dikerjakan untuk penataan kawasan danau dendam, kita harapkan bulan Juni 2024 sudah selesai," ujarnya.
BACA JUGA:Sawah Kekeringan, Dinilai Imbas dari Proyek DDTS
Sementara itu, untuk proses penataan kawasan DDTS akan dikerjakan langsung pemerintah pusat melalui kementerian terkait. Berdasarkan dari hasil survei tim Kementerian PUPR dan Arsitek penataan kawasan DDTS, untuk informasi tahap awal untuk progres penataan akan dialokasikan anggaran Rp 70 miliar yang bersumber dari APBN.
"Informasi awal yang kita terima untuk kebutuhan penataan kawasan DDTS di tahun depan itu Rp 70 miliar," sampai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso, ST, M.Si.
Tejo menyebut, saat ini percepatan untuk proses penataan sudah mulai dilaksanakan dengan dilakukan pembongkaran pondok-pondok atau lapak para pedagang.
"Area yang dibongkar nantinya akan dilakukan pengaspalan dan lapak/pondok pedagang nantinya akan dibangun lebih baik dan dilokasi yang representatif," tutup Tejo.