Radarkoran.com- Petani sentra produksi kopi di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, menyayangkan dalam beberapa pekan terakhir harga kopi turun menjelang musim panen. Harga biji kopi robusta di Kabupaten Kepahiang turun dari harga Rp 60 ribu menjadi Rp 56 ribu per kilogram.
Berdasarkan pantauan Radarkoran.com, pada Selasa 17 Juni 2025 di Sengkuang atau Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, harga biji kopi robusta di tingkat petani pada awal masa panen Rp 56 ribu - Rp 58 ribu per kilogram, tapi saat ini petani kopi mulai cemas dengan harga kopi terus turun.
Petani kopi Desa Bandung Baru, Muson mengatakan, harga biji kopi dalam beberapa pekan terakhir menjelang awal panen di daerah khusus dataran tinggi sengkuang Kabawetan malah turun, sedangkan buah kopi di kebun petani sedang ngagung/ranum dan merah.
"Petani kopi disini bingung, harga kopi tidak menentu, bisa dua hari turun, dua hari naik, dan sampai saat ini belum tahu faktor dominannya harga kopi bisa turun cepat," ujar Muson saat diwawancara Radarkoran.com
"Saat ini para petani kopi di Sengkuang banyak yang menjual kopi kering asalan dengan harga Rp 55 ribu per kilogram. Untuk kopi kering super petani menahannya, menunggu harga stabil atau nunggu di harga Rp 60 ribu per kilogramnya,"jelas Muson
BACA JUGA:230 Lampu Jalan LED Bakal Bersinar di Kabupaten Kepahiang: Program Prioritas Daerah
BACA JUGA:Realisasikan DD TA 2025: Desa Karang Anyar Laksanakan Pembangunan Ini
Ditempat terpisah, petani kopi warga Desa Tugu Rejo, Kecamatan Kabawetan, Ponijo menjelaskan produksi kopi tahun ini memang lebih baik dari tahun lalu karena pada saat berbunga disertai hujan yang cukup.
Ia mengatakan tahun ini satu pohon bisa menghasilkan lima hingga enam kilogram kopi gelondong, sedangkan tahun lalu hanya menghasilkan tiga sampai empat kilogram.
"Namun, kami menyayangkan harga biji kopi turun di masa awal panen ini," ujar Ponijo
Ia memprediksi pada akhir bulan Agustus ini kemungkinan panen kopi baru selesai, Tapi sebagian petani kopi di Kabupaten Kepahiang untuk bagian dataran rendah ada yang sudah selesai petik.
"Harapan kami sebagai petani kopi, ya harga stabil dan lancar, dan jangan banyak barang. Maksudnya banyak hasil panen kopi tapi uangnya nggak lancar," harap Ponijo.