Radarkepahing.bacokoran.co - Pemerintah Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu melalui Dinas Pertanian Kepahiang sudah membentuk demplot atau kebun percontohan program replating, guna mendongrak komoditas kopi. Kegiatan replanting, dijelaskan Kepala Dinas Pertanian Kepahiang, Ir. Taufik, merupakan dengan cara menebang tanaman kopi yang usianya sudah puluhan tahun.
Peremajaan tanaman kopi ini merupakan optimalisasi tanaman kopi petani yang tidak produktif lagi. Adapun klon benih kopi yang digunakan adalah klon kopi asli Kabupaten Kepahiang yang sudah bersertifikat yakni jenis Robusta, Sehasen C, dan Sintaro.
"Program peremajaan kopi melalui kegiatan replanting ini sudah ada demplotnya seluas 7 hektare yang tersebar di Kecamatan Ujan Mas. Kemudian akan kita tambah demplot seluas 2 hektare sebagai percontohan. Harapannya, program ini dapat diikuti oleh masyarakat petani dengan lahan perkebunannya sudah tidak produktif lagi. Karena usia tanaman kopi yang sudah belasan bahkan puluhan tahun, produktivasnya sudah berkurang," jelas Taufik, Jum'at 26 Januari 2024.
Lanjut dijelaskan Taufik, program optimalisasi kopi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu pertama dengan cara replanting. Kemudian dengan cara optimalisasi perkebunan kopi yang sudah ditanam dengan penerapan teknologi pertanian modern.
"Melalui program replanting ini, kita baru laksanakan demplotnya untuk kemudian nanti dikembangkan secara mandiri oleh petani. Sementara dicanangkan programnya nanti ada bantuan optimalisasi lahan dan bantuan bibit serta pupuknya," kata Taufik.
Dengan upaya optimalisasi produktivitas kopi melalui teknik replanting, kata Taufik, petani dapat melakukan tanaman tumpang sari selama kopiditanam baru. Yaitu petani bisa menanam komoditas lain seperti kedelai, jagung, umbi-umbian dan komoditas lainnya dengan masa tanaman 100 hari panen.
"Replanting ini, tanam baru kopi yang akan menghasilkan buah dalam waktu kisaran 1,8 tahun saja. Disamping itu bisa dilakukan tumpang sari tanaman lainnya untuk mendongrak sektor pertanian lainnya," papar Taufik.
Untuk diketahui, luasan tanaman kopi yang ada di Kabupaten Kepahiang mencapai 24.151 hektare yang pertahunnya dapat menghasilkan lebih dari 19.000 ton biji kopi kering. Sejauh ini, kata Taufik, secara tradisional budidaya kopi mengandalkan pupuk kimia. Karena itu ia menyarankan agar para petani juga melakukan budidaya kopi berbasis pupuk bio-organik. Tanaman kopi yang menggunakan pupuk mikroba menunjukkan produktivitas lebih tinggi, disamping efek mingguan yang lebih ramah.
"Selama ini untuk meningkatkan produksi pertanian, pupuk sintesis, dan pestisia kimia digunakan sebagai komponen utama. Penggunaan pestisida kimia dalam waktu tertentu membuat kualitas tanah dan ekosistemnya menurun. Keberlanjutan pertanian, ekosistem dan produk menjadi terancam," tutup Taufik.
Inovasi penggunaan pupuk bio-organik berbasis mikroba ini, dengan modifikasi teknik budidaya, dapat dikembangkan untuk meningkatkan produksi kopi. Pemerintah daerah seyogianya memberikan dukungan kebijakan inovasi daerah ini, dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi lokal.
Untuk diketahui, banyak daerah di Indonesia memiliki kebun kopi berikut cara yang khas dalam pengolahannya. Cita rasa dan karakteristik yang dihasilkan pun sangat beragam dan menjadikan produk kopi Nusantara kian populer, baik di kalangan masyarakat setempat maupun mancanegara.
Kopi diperkenalkan di Nusantara oleh Belanda yang pada awalnya menanam pohon-pohon kopi di sekitar wilayah kekuasaan mereka di Batavia namun kemudian dengan cepat menyebar ke wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat di abad ke-17 dan abad ke-18.