Radarepahiang.bacakoran.co - SMPN 01 Kepahiang atau yang biasa dikenal dengan sebutan SPENSA Kepahiang, selama puluhan tahun ini selalu menjadi sekolah tujuan utama para peserta didik yang baru saja lulus dalam menempuh pendidikan dasar.
Tak ayal setiap pergantian tahun ajaran baru, sekolah dengan akreditasi A ini selalu menjadi incaran wali murid dan juga para peserta didik.
Walaupun telah lama menjadi sekolah favorit di Kabupaten Kepahiang, ternyata hal itu justru menjadi tantangan bagi SMPN 01 Kepahiang untuk mempertahankannya dan terus meningkatkan kualitas.
Kepala SMPN 01 Kepahiang, Marwan, S.Pd, M.Pd menuturkan bahwa pihak sekolah selalu memperbaiki mutu dan kualitas SDM di lingkungan sekolah. Baik guru dan peserta didik semuanya selalu mempelajari hal-hal baru agar SMPN 01 Kepahiang memiliki sesuatu yang berbeda dari sekolah-sekolah lain yang ada di Kabupaten Kepahiang ini.
BACA JUGA:GRATIS! KUA Sosialisasikan Nikah dan Rujuk di KUA
"Jadi memang yang belajar di SMPN 01 Kepahiang ini bukan cuma peserta didik saja, tapi dewan guru bahkan termasuk saya sendiri pun selalu belajar. Kita bersama-sama mencari inovasi baru untuk diterapkan di lingkungan sekolah, hal ini membuat SMPN 01 Kepahiang ini berbeda dari sekolah yang lainnya," ujar Marwan.
Selaku pimpinan, dirinya tidak henti-hentinya mengkampanyekan budaya literasi di lingkungan SMPN 01 Kepahiang. Sebab menurut Marwan, berliterasi ini merupakan sesuatu yang penting namun sudah mulai ditinggalkan oleh kebanyakan orang. Padahal dengan berliterasi, akan membuat pola pikir terbuka jauh lebih luas dan memberikan banyak ilmu pengetahuan.
"Jadi literasi itu memang harus dibiasakan, caranya mulai lah dari bacaan yang digemari. Apakah novel atau komik, pokoknya bacaan apapun yang membuat kita itu tertarik. Ketika sudah mulai terbiasa, baru diiringi dengan buku bacaan penting yang di dalamnya memuat informasi dan ilmu pengetahuan," lanjutnya.
Dengan segala kecanggihan teknologi yang ada saat ini, seharusnya semakin memudahkan setiap orang dalam berliterasi. Namun sebaliknya, kecanggihan teknologi malah banyak menimbulkan mudharat yang membuat kebanyakan anak-anak malah memanfaatkannya untuk bermain game atau menonton Youtube.
Kendati demikian, Marwan tetap berupaya untuk membuat budaya berliterasi tersebut agar tidak punah. Dengan memanfaatkan 30 menit waktu senggang di lingkungan sekolah, baik dewan guru dan juga peserta didik SMPN 01 Kepahiang diminta untuk membaca buku apapun yang mereka gemari.
"Buku itu gudangnya ilmu, jadi memang kita alokasikan 30 menit waktu agar peserta didik dapat terbiasa membaca buku. Boleh membaca di perpustakaan, boleh juga meminjam buku di perpustakaan itu untuk di bawa pulang ke rumah," pungkasnya.
Selain budaya literasi, peserta didik SMPN 01 Kepahiang juga dipersilahkan untuk meluapkan seluruh poensi dirinya melalui ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Untuk mengasah potensi seluruh peserta didik ini, masih-masing cabang ekstrakulikuler memiliki setidaknya 1 orang guru pendamping.
Ada banyak cabang ekstrakulikuler di SMPN 01 Kepahiang, mulai dari cabang futsal, basket, bulu tangkis, seni tari, seni kriya, musik dan lain-lain. Bahkan baru-baru ini, SMPN 01 Kepahiang juga menyediakan ekstrakulikuler futsal untuk peserta didik putri, hal ini mengingat banyak putri di SMPN 01 Kepahiang yang berminat dan menggemari cabang olahraga tersebut.
BACA JUGA:13 Pelajar SMPN 1 Kepahiang Ikut Program PKS Sat Lantas Polres Kepahiang
"Jadi apapun minat mereka, akan kita fasilitasi di sekolah. Sehingga kita menjadikan sekolah ini sebagai rumah kedua buat mereka," sambungnya.