Khutbah Jum'at: Mengapa Rasulullah Mencintai Bulan Syakban

Kamis 29 Feb 2024 - 14:33 WIB
Reporter : Reka Fitriani
Editor : Candra Hadinata

Oleh : H. Sibuan, S.Ag. M.H.I Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang

Radarkepahiang.bacakoran.co - Ma’a’asyiral muslimin wal-mu’minin rahimakumullah. Pada saat ini, saya mengajak kepada hadirin sekalian untuk selalu bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita.

Hingga saat ini, kita diberikan kemampuan untuk hadir memenuhi panggilan Allah, melaksanakan kewajiban kita beribadah pada hari Jum’at. 

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dan mengeluarkan kita dari alam gelap gulita, jahiliyah, menuju alam terang benderang dengan sinar dan pancaran Ilahi Rabbi, dengan syariat yang kita laksanakan.

Semoga salawat dan salam ini tercurah pula kepada keluarga dan para sahabatnya serta kepada para pengikutnya yang setia dan taat mengikuti sunnahnya hingga yaumil akhir kelak. 

Selanjutnya khatib berpesan, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya takwa, berusaha untuk senantiasa melakukan kebaikan dan meninggalkan segala bentuk kejahatan dan maksiat.

Kaum muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah. Sering muncul pertanyaan di kalangan masyarakat muslim tentang alasan mengapa bulan Syakban termasuk bulan yang disenangi oleh Rasulullah SAW, dengan cara meningkatkan amaliah sunnah, seperti halnya tergambar dalam salah satu hadits shahih yang diriayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah Ra:

Terkadang Nabi SWA, puasa terus beberapa hari sampai aku katakan: Engkau tidak berbuka, lalu tidak puasa sehigga aku katakan: Engkau tidak berpuasa. hingga kami katakan: Engkau  tidak melakukan puasa (bulan Syakban). Dan saya tidak pernah melihat Nabi SWA, berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering kecuali di di bulan Syakban.

Allah SWT, telah menciptakan dua belas bulan dalam satu tahun sebagai salah satu tanda kekuasaan-Nya. Tentu, dalam setiap bulannya terdapat keistimewaan dan rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya, dan insan yang baik adalah yang senantiasa berusaha untuk memaksimalkan ibadahnya dan selalu meningkatkan nilai-nilai kebaikan pada dirinya.

Oleh sebab itu mereka yang terkategori dengan perihal tersebut adalah ia selalu memanfaatkan momen-momen yang istimewa. Termasuk di dalamnya memanfaatkan momen kemulian bulan Syakban, sebagaimana dicontohkan oleh baginda Rasulullah SAW.

BACA JUGA:Kisah Nabi Sulaiman dan Anak yang Berbakti kepada Orang Tua

Dengan berbagai keterangan para ulama yang sangat kompeten kredibilitas keilmuan agamanya dan istiqamah dalam proses pelaksanaan dan pengamalan ajaran yang tersirat dan tersurat di dalamnya.

Mereka senantiasa berupaya memaksimalkan ibadah dan kebaikan-kebaikan. Bahkan dalam suatu riwayat disebutkan dinamakan bulan Syakban karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak. Hal ini sebagaimana sabda beliau dalam riwayat Anas ibnu Malik Rasulullah Saw., bersabda:

 إِنَّمَا سُمِيَ شَعْبَانَ لِأَنَّهُ يَتَشَعَّبُ فِيْهِ خَيْرٌ كَثِيْرٌ لِلصَّائِمِ فِيْهِ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ 

Artinya : Dinamakan bulan Syakban karena di dalamnya terdapat kebaikan yang sangat banyak kebaikan bagi orang yang berpuasa di dalamnya, hingga ia masuk surga.

Kategori :