BENGKULU RK - Kondisi Pertashop yang merupakan otlet penjualan BBM dan LPG non subsidi saat ini diambang kebangkrutan. Pasalnya keberadaan Pertashop yang dari awal diatur untuk menjual BBM nonsubsidi semakin tidak dapat berkutik, dikarenakan produk dagangannya tidak laku di pasaran, omset penjualan turun merosot, sehingga banyak yang tutup.
Selain itu, kebijakan pemerintah dalam hal penetapan harga BBM non subsidi antara Pertamax dengan Pertalite yang terlampau jauh juga jadi pemicu kurangnya minat konsumen.
Ditambah lagi para pengusaha Pertashop yang menggunakan modal pinjaman KUR dari Bank, angsuran terus berjalan, namun tak bisa dipenuhi bunga pinjaman ataupun pengembalian pinjaman yang dilakukan membuat usaha Pertashop semakin terpuruk.
"Kondisi usaha pertashop untuk saat ini memang sedang terpuruk, selisih harga yang terlampau jauh yang membuat omset penjualan dari rekan-rekan pengusaha Pertashop menurun drastis. Kemudian rekan-rekan yang punya kewajiban untuk membayar angsuran pinjaman KUR itu juga sampai tidak sanggup membayar lagi. Nah, hal-hal yang seperti ini yang menyebabkan rekan-rekan ini mengalami kesulitan yang teramat parah, bahkan untuk membayar gaji operator saja sudah tidak sanggup dan mereka terpaksa tutup," tutur Ketua Umum Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI), Steven.
Di wilayah Bengkulu sendiri, Steven menyebut sekitar 20 persen Pertashop sudah tutup dan berhenti beroperasi. Sedangkan untuk jumlah Pertashop di wilayah ini mencapai angka 206 Pertashop.
"Persentase itu disekitar 20 persen ya yang sudah tutup. Pertashop tutup ini kebanyakan di daerah Benteng (Bengkulu Tengah), kemudian di Manna Bengkulu Selatan, lalu Seluma dan Bengkulu Utara," imbuhnya.
Steven menambahkan, dalam mengatasi persoalan ini, pihaknya saat ini masih menunggu keputusan ataupun janji dari Pertamina Patra Niaga beberapa waktu lalu yang menyebutkan jika Pertashop akan diizinkan untuk menjual BBM jenis Pertalite ataupun LPG subsidi.
"Sebelumnya sempat disampaikan kepada kami semua melalui himpunan pengusaha muda Indonesia bahwasanya kita akan diizinkan untuk menyalurkan BBM Pertalite, namun hingga saat ini belum kunjung terealisasi. Dan juga untuk LPG subsidi itu sampai saat ini juga baru hitungan jari yang terealisasi yang menjadi pangkalannya," ungkapnya.
BACA JUGA:Pengusaha Muda Diminta Berinovasi Ciptakan Lapangan Kerja
Lebih lanjut, Steven berharap permasalahan yang dialami pengusaha Pertashop tersebut segera mendapatkan solusi terbaik, sehingga kedepannya para pelaku usaha ini masih bisa bertahan.
"Harapan kita ke depannya pemerintah juga mengambil andil ya dalam hal ini, untuk menyelamatkan ataupun mempertahankan program Pertashop ini. Sehingga kedepannya rekan-rekan terus dapat memperjuangkan nafkah dari seluruh anggota keluarga ataupun dari para operator yang menaruh hidupnya diusaha pertashop ini," tutupnya.