Radarkoran.com - Nalar politik lokal dalam rangka kotestasi pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024, yang sekarang sudah mulai masuk tahapan pelaksanaan, disebut masih terperangkap dalam Agitasi, khususnya di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.
Selama 20 tahun lebih usia Kabupaten Kepahiang, sepertinya belum cukup untuk membuat elit, Timses, serta masyarakat secara umum untuk berupaya menjadi dewasa dalam mempromosikan jagoannya masing - masing. Ini terbukti dengan masih terjadinya pola pembusukan karakter personal dari Bakal calon atau Balon Kepala Daerah.
Selanjutnya, dinilai belum berpikir untuk bicara soal apa yang harus diperbuat supaya daerah ini ke depan maju dalam sektor wisata (Kabawetan, red), maju dalam agriculture (Pertanian, red). Karena Kabupaten Kepahiang sejauh ini hanya memiliki 2 intetitas itu yang dapat dijual ke publik. Tidak seperti daerah lain, Kabupaten Kepahiang tidak memiliki tambang.
"Daerah kita hanya punya 2 entitas ini yang paling bisa untuk dijual ke publik. Karena kita tidak punya tambang seperti daerah lainnya," sampai Mashuri sebagai warga Kabupaten Kepahiang, Sabtu 18 Mei 2024.
Dia melanjutkan, menurutnya terkait pendidikan dan kesehatan yang selalu saja luput dari pembicaraan di warung kopi maupun cafe. Padahal kedua hal tersebut merupakan kepentingan yang sangat urgen di tengah masyarakat saat ini, tidak terkecuali di Kabupaten Kepahiang.
"Misalkan ada bakal calon kepala daerah akan mengadakan bus pelajar antar jemput pelajar untuk setiap kecamatan dan gratis hingga 9 tahun jenjang pendidikan. Sebaliknya juga, padahal dengan fasilitas yang sama bisa diaplikasikan melalui Puskesmas," sambung Mashuri.
BACA JUGA:Pendaftaran Dibuka, Bawaslu Kepahiang Butuhkan 117 PDK Pilkada 2024
Untuk diketahui tanbah dia, Mobil dinas atau Mobnas Puskesmas standby 24 jam di setiap kecamatan bahkan lebih. Padahal seharusnya, peruntukannya bukan untuk pakaian pribadi kepala Puskesmas melainkan untuk layanan gawat darurat masyarakat. "Semestinya hal ini sangat dapat diaplikasikan untuk masyarakat Kepahiang," ujar Mashuri.
Berkaitan dengan Pilkada 2024 ini, dia menuturkan, bisa dilihat siapa yang memiliki ide memanusiakan manusia. Sudah sepatutnya, adu ide serta gagasan sebagai pengetahuan dinomorsatukan. Bukan kalimat pengabdian yang acapkali didengar.
"Kabupaten Kepahiang ke depan idealnya punya pemimpun yang humanis, ramah terhadap siapapun dalam kondisi bagaimanapun. Serta berempati kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang kelas sosial, Sehingga berimplikasi pada bermartabatnya kehidupan masyarakat. Kemudian disertai dengan pola kehidupan agamis, yang tentu masyarakatnya memiliki toleransi tinggi," demikian Mashuri.