Radarkoran.com - Sudah 10 tahun lamanya Irigasi Air Pering yang berada di wilayah Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, jebol. Namun hingga tahun 2024 ini belum terlihat ada pembangunan atau tindak lanjut yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang maupun dari Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Tidak ayal, irigasi jebol tersebut dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat setempat. Karena, sedikitnya terdapat 70 hektare hamparan persawahan yang membutuhkan air menjadi kekeringan. Disebutkan, jika pun sebagian lahan ada air, namun tetap tidak maksimal.
Ketua Poktan Lupak Maining Kelurahan Ujan Mas Atas Kecamatan Ujan Mas, Aprianto menyampaikan, Irigasi Air Pering sudah kisaran 10 tahun jebol dan sampai sekarang belum ada pembangunan atau tindak lanjut dari pemerintah melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Aprianto menuturkan, kisaran 70 hektare sawah yang selama ini membutuhkan air dari Irigasi Air Pering, sebagai dampaknya setiap kali turun masa tanam sawah petani kekeringan.
"Irigasi Air Pering yang jebol berdampak terhadap 70 hektare sawah masyarakat. Karena setiap kali masa tanam selalu kekeringan, karena aliran air yang mengalir tidak maksimal," ungkap Aprianto, Sabtu 06 Juli 2024.
BACA JUGA:Atasi Kekeringan Lahan Pertanian, Pemdes Imigrasi Permu Lakukan Normalisasi Saluran Irigasi
Irigasi Air Pering di Kecamatan Ujan Mas, lanjut Aprianto mengatakan, dibangun pada tahun 1978 lalu yang sampai dengan saat ini tidak ada pemeliharaan termasuk perbaikan terhadap irigasi tersebut. Padahal Irigasi Air Pering sangat dibutuhkan masyarakat petani di wilayah Kecamatan Ujan Mas, karena ada kisaran 70 hektare hamparan sawah yang membutuhkan aliran air.
"Usulan perbaikan ke Pemkab Kepahiang seperti ke Dinas Pertanian, ke Dinas PUPR Kepahiang sudah berulang kami sampaikan. Tetapi kenyataannya sejauh ini belum ada tanggapan, belum ada pembangunan yang dilakukan. Karena ini untuk kepentingan masyarakat dalam bertani, ya kita berharap supaya Irigasi Air Pering di Kecamatan Ujan Mas ini bisa diperbaiki," harap Aprianto.
Lebih lanjut diceritakan, karena Irigasi Air Pering Kecamatan Ujan Mas jebol sejak kisaran 10 tahun lalu, setiap kali masa tanam tiba masyarakat terlebih dulu melakukan gotong royong melakukan perbaikan darurat. Misalnya, memasang bronjong seadanya menggunakan karung yang berisikan pasir, ditujukan
untuk menormalkan saluran air irigasi. Hanya saja hasilnya tidak dapat maksimal karena kembali rusak. Lantaran, perbaikan yang dilakukan sifatnya hanya sementara.
"Ketika diperbaiki secara darurat, memang airnya mengalir tapi tidak maksimal, setelah itu kembali kering. Sehingga, hasil produksi lahan persawahan yang diperoleh masyarakat tidak maksimal. Makanya tidak bosan kami berharap agar irigasi air pering dilakukan perbaikan segera oleh pemerintah," pungkasnya.