Rapat Teknis TPID, Distributor Diminta Tambah Suplai Komoditas Saat Harga Naik

Jumat 19 Jul 2024 - 10:57 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Rapat Teknis TIPD atau Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu digelar bersama distributor cabai, bawang merah, daging ayam ras dan telur di Gedung Pola Pemerintah Provinsi Bengkulu pada Kamis, 18 Juli 2024.

Rapat ini dilaksanakan untuk memastikan ketersediaan stok kebutuhan bahan pokok di wilayah Bengkulu, sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi daerah dengan memastikan stabilitas harga komoditas. 

Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Bengkulu, Hafni Khaidir, SE, M.AP mengatakan, dari rapat yang diselenggarakan dengan pihak distributor, diketahui banyak persoalan kompleks terkait kebutuhan komoditas di wilayah Bengkulu. Terutama komoditas yang harus didatangkan dari luar daerah yang dapat mempengaruhi stabilitas harga di daerah. 

"Komoditas ini terkendala produksi di luar atau gagal produksi, maka otomatis pasokan berkurang dan harga-harga tentu akan naik. Tapi kita optimis dan kita urai satu persatu kebijakan prioritas seperti apa, nanti kita laporkan kepada pimpinan," kata Hafni. 

Lebih jauh, pihaknya juga telah mengambil langkah antisipasi ketersediaan dan stabilisasi harga. Salah satunya meminta pihak distributor untuk tidak melakukan penahanan komoditas yang berdampak pada peningkatan harga komoditas, serta mendatangkan stok kebutuhan yang cukup atau lebih banyak jika sudah ada kenaikan harga.

BACA JUGA:Pembangunan Auning Pantai Pasir Putih Mulai Dikerjakan

"Karena kita sangat tergantung pada distributor untuk mendatangkan barang, tadi kota sarankan tadi agar jangan sampai menahan barang. Pada saat harga tinggi kita minta mereka memasok barang lebih banyak agar harga terkendali, mereka juga sepakat. Jadi langkah jangka pendeknya kita sarankan distributor mendatangkan dan memasok barang lebih banyak jika harga-harga ada tren naik," papar Hafni. 

Lebih lanjut, dalam rapat yang dilaksanakan, Hafni menyebut pihaknya bersama Bulog, OPD teknis, distributor dan pihak terkait lainnya melakukan diskusi membahas persoalan dan kendala yang dihadapi. 

"Kita sampaikan ini masalah masyarakat Bengkulu, kita minta kepedulian dan kerjasamanya membantu masyarakat kita dikala harga-harga memang tidak terkendali. Kalau harga terkendali kita juga tidak menuntut mereka untuk mendatangkan dalam skala besar," tutupnya. 

Sementara itu, salah satu Distributor Cabai Sumber Lombok Pasar Minggu, Evi mengatakan, untuk harga komoditas cabai saat ini pada harga Rp 38-45 ribu per Kilogram. Selain itu, barang yang didatangkan dari luar daerah seperti lampung dan Pagar Alam memang kondisinya saat ini sedang kurang. 

"Kalau ngambil lokal harganya lebih mahal dan harganya lebih tinggi. Kalau dari luar itu harganya lebih murah, jadi kita kejar yang murah," ungkap Evi. 

Ia menambahkan, dalam sehari pihaknya dapat mendatangkan cabai dari luar daerah sebanyak 2 -3 ton. 

"Untuk stok yang kita datangkan tidak ada pengurangan, seperti biasanya, cuma barangnya harganya naik," katanya.

BACA JUGA:Sektor Kehutanan Jadi Fokus KKI Warsi Dalam Implementasi Program Kompensasi Karbon

Disisi lain, untuk cabai lokal Evi menyebut jika produksi cabai dari Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara memiliki kualitas yang baik. Hal ini karena produksinya masih dilakukan secara manual dan tidak menggunakan bahan kimia dalam proses penanaman, sehingga memiliki kualitas yang baik dan citarasa yang pedas. Hanya saja untuk pemenuhan kebutuhan, Evi menyebut cabai dari Enggano kerap terkendala transportasi penyebrangan. 

Kategori :