Radarkoran.com - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu mendorong pengolahan secara mandiri untuk produk gabah kering hasil produksi petani di wilayah Bengkulu.
Upaya ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan kecukupan stok pangan dan menjamin harga beras dapat terkendali. Pasalnya, selama ini setiap panen gabah hasil produksi pertanian Provinsi Bengkulu yang selalu surplus dikirim keluar daerah untuk diolah menjadi produk turunan seperti beras. Dan hasil turunan tersebut kembali dijual ke Bengkulu.
Kepala Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, M. Rizon mengatakan, saat ini sudah ada daerah di Bengkulu yang melakukan pengolahan gabah kering sendiri dengan kapasitas yang besar.
"Salah satunya seperti di Kabupaten Mukomuko, sudah ada investor yang menggiling langsung gabah disitu atau rice milling yang skala besar dan bisa mengolah gabag hingga 8 ton per jam. Dan hasil beras produksinya luar biasa kelas premium," sampai M. Rizon.
BACA JUGA:Harga GKG Capai Rp 6.500/Kg, Dinas TPHP Targetkan Produksi 250.000 Ton
Dirinya juga mendorong daerah lainnya khususnya daerah dengan produksi padi tinggi seperti Rejang Lebong, Lebong hingga Kaur untuk dapat mengolah gabah kering hasil pertanian di daerah masing-masing tanpa dibawa keluar daerah.
Dirinya juga mendorong para pengusaha daerah dapat memanfaatkan potensi produksi gabah kering Bengkulu yang tinggi dengan menjadikan produk turunan seperti beras.
"Mudah-mudahan itu bisa di beberapa daerah, misalnya di Kaur yang juga akan kita dorong. Sehingga bisa seperti di Mukomuko yang awalnya gabah kita banyak keluar dibawa ke Sumatera Barat, namun alhamdulillah sekarang sudah ditampung oleh pengusaha setempat," singkatnya.