Radarkoran.com - Petani tomat di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu merana. Pasalnya, harga jual tomat saat ini tengah anjlok. Di tingkat tengkulak, tomat dari petani hanya dihargai Rp 700 per Kilogram. Karenanya, petani tomat Kepahiang frustrasi hingga membiarkan buah tomat mengering di batang.
Kondisi ini dikeluhkan para petani karena hanya cukup untuk mengembalikan modal dan tidak ada untung yang didapat. Seperti yang dirasakan Andis Mun, salah seorang petani tomat Desa Taba Tebelet Kecamatan Kepahiang.
Dikatakannya, rendahnya harga jual tomat sudah berlangsung sebulan terakhir. Faktornya, pada musim kali ini bertepatan panen raya tomat dengan daerah lain, khususnya wilayah produksi.
BACA JUGA:Sudah Lapuk, Warga Minta DLH Pangkas Pohon
"Harganya ini Rp 700 per Kilogram, sangat rendah. Panen sebelumnya bisa sampai Rp 2 ribu hingga normalnya Rp 3 ribu per Kilogram. Karena panen raya ini, stok di pasaran dari luar daerah melimpah, harga tomat lokal sangat murah," sampainya, Minggu 1 September 2024.
Dia mengaku kecewa dengan kondisi ini. Para petani tidak bisa mendapatkan untung. Bahkan saking frustrasinya akibat rendahnya harga jual hasil panen, Andis sengaja membiarkan hasil panennya mengering di batang.
"Harga segitu tidak balik modal, jadi ini terpaksa tidak saya aliri air takut biaya perawatan semakin mahal sedangkan untung tidak ada sama sekali," lanjutnya.
BACA JUGA:Penyesuaian Harga, BBM Non Subsidi per 1 September Turun Harga
Sejatinya, hasil panen pada musim ini sangat bagus dan minim terserang hama maupun penyakit. Dalam sekali panen yang dilakukan dua hari sekali, dia mampu memanen 1 kuintal tomat.
"Kalau waktu subur itu bisa setiap hari satu kuintal. Harapannya harga tomat bisa naik lagi, minimal Rp 3 ribu sampai Rp 8 ribu itu kami sudah dapat merasakan untung, kalau di atas Rp 10 itu nanti kasian pembeli kemahalan," singkatnya.