Di Kepahiang, Harga Tomat Mulai Naik, Segini Harganya!

TOMAT : Harga tomat di Kepahiang mulai merangkak naik--YUS/RK
Radarkoran.com- Setelah mengalami penurunan beberapa pekan lalu, harga jual tomat dan sayuran lainnya di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, saat ini mulai merangkak naik. Sebelumnya, harga tomat di tingkat petani seharga Rp 1.000 per kilogram, sekarang sudah mulai naik menjadi Rp 2.500 per kilogram. Tentunya, dengan kenaikan harga yang terjadi membuat petani di Kabupaten Kepahiang bisa sedikit tersenyum.
Salah satu petani sayuran di Desa Ujan Mas Atas, Kecamatan Ujan Mas, Febrianto Kurniawan mengatakan, saat ini harga tomat mulai merangkak naik menjadi Rp 2.500 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 1.000 per kilogram.
"Alhamdulillah saat ini sudah naik, beberapa hari yang lalu harga tomat cuman diangka Rp 1.000 per kilogram, sekarang sudah naik jadi Rp 2.500 per kilogram," katanya saat ditemui wartawan Radarkoran.com, pada Selasa 11 Februari 2025 di lokasi kebunnya.
Disampaikan Febrianto, ia mempunyai lahan seluas 6000 meter persegi dan seluruhnya di tanam tomat. Hasilnya, juga cukup baik panenan kedua ini. Diungkapkan juga, panen kedua yang tengah berlangsung saat ini, ia baru mendapatkan sebanyak 600 kilogram atau 12 kotak.
Terkait penjualannya, dijelaskan Febrianto, biasanya dibeli oleh gudang, ada juga pembeli dari luar daerah. Mulai dari Kabupaten Seluma, Pasar Panorama Bengkulu, Hingga Sarolangun.
BACA JUGA:Pelayanan Aminduk di Desa/ Kelurahan, Disdukcapil Kepahiang Jemput Bola
Bahkan, lanjut Febrianto, bukan hanya tomat saja yang harganya mengalami kenaikan. Harga cabai merah keriting pada saat ini juga mulai merangkak naik menjelang bulan Ramadan tahun 2025 ini.
"Dimana untuk harga cabai merah keriting pada saat ini mencapai harga Rp 40 ribu per kilogram, dari harga sebelumnya hanya Rp 30 ribu per kilogramnya,"sampainya. Sebagai petani, Febrianto berharap harga di pasaran kembali normal seperti sedia kala agar dirinya tidak mengalami kerugian.
"Semoga harga di pasaran normal lah, gak jomplang antara modal yang harus kita keluarkan dengan harga jual yang murah. Soalnya biar kita tidak rugi terus-terusan," demikian Febrianto.