SDN 13 Kepahiang Menuju Sekolah Rujukan Google

BERDISKUSI : Kepala SDN 13 Kepahiang, Hendri, S.Pd bersama Kabid Dikdas dan Kasi Dikbud Kepahiang berdiskusi langsung dengan tim google beberapa waktu lalu.--SUHAIMI/RK

Radarkoran.com - SDN 13 Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, saat ini berupaya menjadi sekolah rujukan Google lewat program Google Reference School (GRS).

Yaitu program yang diluncurkan oleh Google untuk membantu sekolah-sekolah di Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 

Sekolah-sekolah yang terpilih sebagai GRS mendapatkan akses ke berbagai sumber daya dan pelatihan dari Google, serta kesempatan untuk berkolaborasi dengan sekolah-sekolah lain di seluruh dunia.

Kepala SDN 13 Kepahiang, Hendri, S.Pd mengatakan, meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemanfaatan teknologi digital bisa membantu sekolah-sekolah dalam bertransformasi menjadi sekolah digital. Lewat program ini mereka ingin mempersiapkan siswa untuk masa depan digital.

"Sebagai syarat kita menjadi rujukan sekolah Google seperti mengaktifkan akun belajar siswa dan guru, dewan guru siap dibina tim google, pembelajaran berbasis IT serta memiliki fasilitas pendukung seperti crombook yang memadai. Kita berharap pihak dinas Dikbud Kepahiang memberikan bantuan berupa crombook sekolah minimal 40 unit hingga 50 unit. Agar pembelajaran melalui Google ini tersentuh semua," ujar Hendri, Jumat 25 Oktober 2024.

Lanjut Hendri beberapa manfaat yang didapatkan dari program itu adalah peningkatan hasil belajar, pembelajaran lebih inklusif, guru lebih intens dalam penggunaan perangkat Google.

BACA JUGA:SDN 13 Kepahiang Gelar Gerakan Literasi Sekolah

Selain itu, guru bisa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning dan membuat materi referensi menggunakan Google Docs maupun Google Slide untuk berkreasi bahan ajar.

"Adapun tujuan nantinya apabila menjadi sekolah binaan gogele yaitu untuk menambah kompentsi guru, yang mana saat ini masih ada terdapat guru - guru yang belum paham menggunakan pembelajaran berbasis IT. Untuk itulah dengan adanya binaan ini nanti, pola pembelajaran yang diberikan guru akan berbeda dari sebelumnya untuk mengikuti sistem kurikulum merdeka yang diterapkan saat ini. Nantinya, kalau gurunya lebih mahir dalam pembelajaran maka muaranya nanti akan jatuh ke siswa, pembelajaran akan berdampak IT bukan lagi secara manual, mencatat, dan mendengar," pungkas Hendri.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan