Di Indonesia Ada Toleransi, Beda dengan 5 Negara Ini yang Melarang Perayaan Natal
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman agama --Ilustrasi
Radarkoran.com - Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman agama diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Semua berjalan dalam keharmonisan melalui toleransi.
Keragaman yang perlu dijaga serta dilestarikan dengan menerapkan nilai Pancasila sebagaimana yang tercantum pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Nilai-nilai luhur pada Pancasila tersebut diharapkan mampu menyatukan perbedaan yang ada guna memerangi aksi yang mengarah pada radikalisme sebagai penyebab terpecahnya bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk mengembangkan sikap toleransi agar tercipta harmonisasi dalam keragaman sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Begitupun dengan momen Natal yang akan dirayakan oleh umat Kristen di seluruh dunia dan Indonesia.
Berbagai kegiatan Natal 2024 mulai dipersiapkan dari yang bersifat keagamaan hingga seremonial akan diikuti oleh keluarga dan teman yang merayakan.
Namun, ada sejumlah negara yang melarang keras perayaan Natal, bahkan tak segan memberikan denda bagi warga negara yang merayakannya. Lantas, negara apa saja yang melarang perayaan Natal? Berikut daftarnya:
1. Somalia
Pemerintah Somalia telah melarang perayaan Natal dan Tahun Baru di wilayahnya sejak lama. Aturan ini telah ditetapkan sejak 2009 dengan mengadopsi Syariah. Salah satu alasan utama Natal dan Tahun Baru dilarang di negara mayoritas Muslim itu adalah khawatir dengan kemunculan serangan dari kelompok Islamis.
Meskipun dilarang untuk dirayakan secara terbuka, seperti di hotel dan tempat umum, warga asing masih diperbolehkan untuk merayakan hari raya Kristiani di rumah masing-masing.
BACA JUGA: Ini Mal Pertama di Indonesia yang Semua Barang Tak Boleh Dijual Mahal
Namun, perayaan akan diizinkan di kompleks dan basis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang berbasis di Somalia untuk mendukung perlawanan pemerintah terhadap militan terkait Al-Qaeda tersebut.