BI Buka Suara soal Uang Palsu di UIN Makassar: Bahannya Ketahuan
BI memastikan uang palsu yang dicetak di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sulit menyamai rupiah asli. --FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Bank Indonesia (BI) memastikan uang palsu yang dicetak di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, sulit menyamai rupiah asli.
"Kami tidak dalam kapasitas membedakan berapa persen, satu saja beda itu sudah uang palsu. Yang paling tidak bisa dipalsukan multi colour, latin image, bahannya sudah ketahuan dan hasilnya relatif buram," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Rizky Ernadi, Kamis 19 Desember 2024.
Rizky mengingatkan masyarakat untuk mengenali ciri-ciri uang rupiah asli dengan uang palsu secara seksama, terutama pada saat transaksi dengan pecahan besar seperti uang pecahan Rp 100 ribu.
"Memang tidak mudah melihatnya secara kasat mata. Salah satu cara adalah dengan memiringkan uang untuk melihat efek safeting colour. Masyarakat juga diingatkan untuk memperhatikan mikroteks pada uang. Jika gambar terlihat buram, itu bisa menjadi indikasi bahwa uang tersebut palsu. Pencetakan uang palsu biasanya menggunakan bahan yang berbeda, sehingga hasilnya tidak sebaik uang asli," jelasnya.
Rizky menuturkan jika ada masyarakat yang memiliki uang palsu, maka uang tidak dapat ditukar ke seluruh bank yang ada, namun segera melapor ke pihak kepolisian.
BACA JUGA:Terlibat Kasus Cetak Uang Palsu, Rektor UIN Alauddin Makassar Pecat 2 Oknum Pegawainya
"Uang palsu tidak dapat diganti. Jika Anda menemukan uang palsu, laporkan ke polisi atau Bank Indonesia. Namun, Anda akan mengalami kerugian karena uang tersebut tidak dapat ditukar," jelasnya.
Meski demikian, Rizky mengaku pihaknya belum mengetahui jumlah uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar beredar di masyarakat.
"Jadi uang palsu yang ditemukan ini seperti gunung es. Jadi permukaannya saja tetapi yang beredar mungkin sudah banyak, kita tidak tahu.
Rizky mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait ciri-ciri rupiah dan metode pembayaran yang aman, sehingga masyarakat tahu membedakan uang rupiah asli dengan palsu," paparnya.
"Kami akan melaksanakan sosialisasi setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang uang palsu dan cara menghindarinya," pungkasnya.