Program MBG di Provinsi Bengkulu Belum Dimulai, Ini Penjelasan Haryadi
Pj Sekda Provinsi Bengkulu, Dr. Haryadi --GATOT/RK
Radarkoran.com - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Dr. Haryadi, S.Pd, MM, M.Si mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bengkulu belum dapat berjalan akibat belum adanya kepastian mengenai petunjuk teknis (juknis).
Pernyataan tersebut disampaikan Haryadi usai menghadiri Rapat pembahasan Evaluasi APBD Provinsi Bengkulu tahun anggaran 2025 di kantor DPRD Provinsi Bengkulu pada Jumat, 11 Januari 2025.
"Kita belum ada Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan Juknis (Petunjuk Teknis). Kita menunggu petunjuk dan arahan pemerintah pusat," kata Haryadi.
Walaupun dibeberapa Provinsi telah dijalankan, Haryadi menyebut jika pihaknya belum ada kejelasan terkait apakah seluruh pelaksanaan Program MBG akan ditangani oleh Badan Gizi Nasional (BGN) atau seperti apa peran pemerintah daerah. Untuk itu dibutuhkan petunjuk lebih lanjut, sehingga jangan sampai nantinya pemerintah daerah yang disalahkan karena program ini belum terlaksana.
"Sampai saat ini pun pihak teekait belum ada konfirmasi kepada kita, jadi kita tunggu," imbuhnya.
Lebih jauh dikatakan Haryadi, sejauh ini program makan begizi gratis masih bersifat wacana dipemberitaan, dan pemerintah daerah belum menerima petunjuk secara detail pelaksanaan program tersebut, baik dari sisi penganggaran, mekanisme pelaksanaan, hingga teknis lainnya.
BACA JUGA:Program Makan Siang Bergizi Gratis di Kota Bengkulu Sasar 3 Ribu Pelajar
"Makan bergizi gratis ini bukan kita, itu dari Satgas (Satuan Tugas). Tapi kita masih menunggu Juklak dan Juknisnya dari pemerintah pusat," ujar Haryadi.
Program MBG merupakan program pemerintah pusat dibawah kepemimpinan presiden Prabowo yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah dan kelompok rentan lainnya. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Program MBG telah diluncurkan secara resmi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 26 provinsi pada Januari 2025. Targetnya adalah 82,9 juta penerima selama lima tahun ke depan.
Sasaran program ini adalah, peserta didik atau pelajar dari PAUD hingga SMA, negeri dan swasta, balita atau anak usia di bawah lima tahun, ibu hamil dan ibu menyusui.
Program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi terhadap sasaran dari program, sehingga dapat menciptakan generasi masa depan yang unggul dan berkualitas untuk mencapai Indonesia Emas.