Wajib Perhatikan Kondisi Mental Sebelum Gunakan Paylater, Ini Risikonya
Pentingnya memperhatikan kondisi mental sebelum menggunakan paylater--Ilustrasi
Radarkoran.com - Paylater adalah cara pembayaran yang memungkinkan kamu membeli barang atau jasa sekarang, tapi baru bayar nanti. Mirip seperti kartu kredit, tapi biasanya lebih mudah dan cepat prosesnya.
Saat ini Paylater di Indonesia mengalami pertumbuhan sangat pesat. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada risiko finansial dan mental yang perlu diantisipasi saat kita sedang stres atau cemas, cenderung lebih impulsif dan mudah tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan.
Psikolog Klinis Disya Arinda, M.Psi mengatakan penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa kesehatan mental merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan yang sehat, termasuk ketika menggunakan Paylater.
"Penggunaan Paylater dapat memberikan manfaat yang signifikan dan memberikan peace of mind jika didorong oleh motivasi positif, seperti mengelola arus kas atau memenuhi kebutuhan penting. Sebaliknya, jika motivasinya dipicu oleh FOMO atau YOLO, maka risiko kecemasan dan stres pun akan meningkat," kata Disya
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan mental, baik sebelum maupun setelah menggunakan Paylater, guna menghindari motivasi dan dampak negatif dalam penggunaannya.
BACA JUGA:Cara Mendidik Anak Sukses, Orang Tua Haram Katakan 4 Kalimat Ini
Menurutnya, Paylater bukan serta merta menjadi penyebab dari fenomena gaya hidup konsumtif pada generasi muda. Pola hidup konsumtif dan doom spending dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk penggunaan sosial media.
"Sehingga, tanpa hadirnya akses keuangan seperti Paylater, pinjaman digital, atau kartu kredit pun, generasi muda ini juga tetap dapat hidup boros," ujarnya.
"Kuncinya berada pada mindset dalam penggunaan uang, agar Paylater digunakan sesuai tujuannya yaitu sebagai alat pembayaran yang mendukung pengelolaan keuangan," singkatnya.