PMK Kembali Merebak, Ini Pesan PDHI Bengkulu
Kasus PMK di wilayah Bengkulu kembali merebak--GATOT/RK
Radarkoran.com - Dalam beberapa bulan terakhir, kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak khususnya sapi kembali merebak di wilayah Provinsi Bengkulu. Khususnya di wilayah Kabupaten Seluma, Mukomuko, hingga Kota Bengkulu.
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bengkulu, drh. Yeni Misra mengatakan, dari pantauan yang dilakukan pihaknya, penyebaran PMK di wilayah Bengkulu sudah terjadi sejak Agustus 2024.
"Penyebaran penyakit ini sebenarnya sudah terjadi sejak Agustus 2024, namun meningkat di dua bulan ini," katanya, Rabu 22 Januari 2025.
Yeni menyebut, salah satu penyebab kembali meningkatnya kasus PMK ini lantaran tidak dilakukannya vaksinasi rutin per enam bulan sekali pada hewan ternak.
"Seharusnya dilakukan vaksinasi per enam bulan sekali selama 15 tahun, tapi pas Desember kemarin tidak dilakukan. Ini kemungkinan penyebab PMK menjadi tinggi," ujarnya.
Lebih jauh, dalam upaya mencegah penyebaran kasus PMK ini, PDHI Cabang Bengkulu memberikan imbauan kepada peternak di daerah untuk melakukan langkah-langkah antisipasi seperti memastikan kondisi kandang ternak bersih, sanitasi yang memadai hingga menyemprot desinfektan sampai memberikan vaksinasi terhadap ternak-ternak yang rentan terserang virus penyakit tersebut.
BACA JUGA:Pendaftaran PPPK Tahap II Pemprov Bengkulu Ditutup, Segini Jumlah Pendaftarnya
Menurut Yeni, risiko tertular PMK bagi ternak yang dikandangkan lebih tinggi dibandingkan yang diliarkan. Sapi-sapi yang dikandangkan jika terjangkit PMK akan lebih susah sembuhnya, karena virus yang keluar dari ingus atau kotoran dan air seni ternak akan kembali memapari hewan yang ada di kandang.
"Berbeda dengan sapi yang diliarkan, akan berpindah tempat akan cepat kesembuhannya serta sedikit angka kematian," sampai Yeni.
Selain memastikan kondisi kebersihan dan sanitasi kandang ternak yang memadai, untuk vaksinasi Yeni mengharapkan peternak bisa dengan sukarela memberikan ternaknya untuk divaksin.
Selain itu, peternak juga diminta rutin memberi vaksin bagi ternak peliharaannya per enam bulan sekali untuk memberikan kekebalan lebih terhadap serangan virus.
"Kami minta kalau ada petugas yang datang untuk vaksinasi dapat diperbolehkan. Karena banyak kejadian saat kami datang, peternak itu tidak memperbolehkan ternak di vaksin," ungkapnya.
Lebih lanjut, virus PMK yang menyerang ternak kali ini menurut Yeni Misra lebih ganas dibandingkan tahun 2022 lalu. Hal ini diperkirakan lantaran kondisi kekebalan tubuh ternak yang menurun akibat perubahan cuaca, serta adanya indikasi virus bermutasi.
"Selain itu, di lingkungan ternak kita saat ini ada empat penyakit hewan menular yang berbahaya yang beredar, ada PMK, Jembrana, LSD dan Penyakit Ngorok. Sehingga kerentanan tertularnya akan semakin tinggi," tutup Yeni.