100 Hari Pemerintahan Prabowo, STuEB Desak Matikan PLTU Batu Bara di Sumatera

STuEB desak matikan PLTU Batubara di Sumatera--GATOT/RK

"Setahun yang lalu, di Jambi terjadi kemacetan selama 20 jam akibat angkutan batubara yang menggunakan jalan umum. Ada 176 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 112 orang meninggal," kata Deri.

Di tempat lainnya, Koordinator Sumsel Bersih, Boni Bangun menuturkam jika di Sumatera Selatan (Sumsel) sudah ada 16 PLTU batubara yang sudah beroperasi, serta ada 2 PLTU tahap pendirian. Padahal, kebutuhan listrik di Sumsel sudah Surplus. 

"Di Sumsel itu kelebihan daya sebanyak 1,2 GW, sedangkan di Sumatera sendiri, kelebihan daya sebesar 4,6 GW. Sudah sepantasnya pemerintah segera mematikan PLTU batubara," kata Boni.

Sebelumnya, saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Selasa (19/11/2024) waktu setempat, Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan menghentikan PLTU Batubara dalam kurun waktu 15 tahun mendatang.

Pernyataan ini lebih ambisius dari rencana kebijakan dan investasi komprehensif (JETP) dengan porsi energi terbarukan sebesar 44 persen dari bauran energi nasional di tahun 2030, dan mencapai net-zero emission untuk sektor ketenagalistrikan di tahun 2050.

Dari seluruh gambaran tersebut, saatnya Presiden Prabowo sebagai Kepala Negara untuk segera mengevaluasi keberadaan PLTU batubara di Sumatera sebagai alat legitemasi untuk mematikan PLTU batubara yang terbukti menyengsarakan rakyat dan telah memberikan kerugian yang signifikan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan