Viral, Siswi SMA Ini Jalani Tes Kehamilan di Sekolah, Hasilnya?

Tangkap layar siswi SMA saat dituntun masuk toilet--JIMMY/RK
Radarkoran.com - Viral, siswi SMA ini jalani tes kehamilan di sekolah. Belakangan ini jagat maya dihebohkan dengan informasi adanya tes kehamilan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Tes kehamilan ini dikabarkan menyasar seluruh siswi yang mengenyam bangku pendidikan di sekolah tersebut.
Bahkan bukti adanya tes kehamilan ini diperkuat dengan munculnya rekaman video amatir yang memperlihatkan, sejumlah siswi digiring oleh beberapa orang guru menuju ke toilet.
Rekaman video amatir yang memperlihatkan sejumlah siswi tengah mengantre di depan toilet itu, beredar luas di jagat maya. Hal ini kemudian menyeret opini publik. Ada pro dan kontra terhadap dugaan tes kehamilan di lingkungan sekolah ini. Disebutkan, siswi SMA ini jalani tes kehamilan di sekolah terjadi di salah satu SMA di Cianjur, Jawa Barat.
Dalam rekaman video yang berdurasi kurang lebih 19 detik tersebut, terlihat satu per satu siswi masuk ke dalam toilet untuk melakukan tes kehamilan ini. Tercantum di dalam keterangan video, masing-masing siswi akan melakukan tes urine dengan menggunakan tespek, dan hasilnya akan diserahkan kepada pihak guru yang mendampingi.
Masih berdasarkan keterangan yang sama, aksi ini akan menjadi program tahunan pihak sekolah tersebut dengan tujuan agar, menenangkan pihak orang tua terkait pergaulan bebas anak-anak mereka. Tentu saja, hal ini jika tes menunjukkan hasil negatif.
BACA JUGA:Siapkan Anggaran Rp 2 M untuk Bangun Jembatan Kampung Bogor-Sidodadi Kepahiang
Video yang telah diunngah oleh akun Tiktok @bugurudesa2 milik seorang guru yang belakangan diketahui bernama Nisa ini, telah ditonton sebanyak 9,4 juta kali dan menuai ribuan komentar.
Mayoritas warganet, mendukung langkah dan kebijakan sekolah yang menjalankan program ini dan menganggapnya sebagai langkah yang efektif untuk menekan dan mencegah adanya pergaulan bebas di kalangan para peserta didik. Bahkan sejumlah netizen juga meminta agar hal serupa diterapkan di sekolah lain, bukan cuma di SMA saja, namun hal tersebut juga harus diterapkan dilingkungan peserta didik tingkat SMP.
Namun disisi lainnya, ada juga yang mengaku tidak setuju dengan adanya program ini, pasalnya ada yang menganngap bahwa program ini sia-sia, pasalnya jika dilakukan hanya satu tahun sekali, maka masih ada celah kemungkinan pihak sekolah bisa kecolongan oleh peserta didik yang 'nakal'.
Netizen memberikan solusi agar program ini dijalankan persatu semester atau 6 bulan sekali, agar para pelajar yang 'nakal' tersebut, bisa terdeteksi dan membuat mereka berpikir ratusan kali sebelum melakukan kenakalan remaja.
Sementara itu program ini ternyata mendapatkan sorotan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI. Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Imran Pambudi menyayangkan tes yang dilakukan di sekolah tersebut. Menurut dia, banyak opsi lain yang bisa dilakukan untuk memastikan siswi terhindar dari kehamilan dini.
"Kegiatan ini berpotensi menimbulkan masalah kesehatan jiwa bagi siswi dan keluar, terlebih untuk siswi yang hasilnya positif," ujar Imran, mengutip detikhealth.
Beberapa masalah mental yang mungkin timbul di antaranya kecemasan dan menarik diri dari lingkaran sosial. Jika tak tertangani dengan baik, bukan tak mungkin memicu depresi dan gangguan jiwa yang lebih berat.
Jika pun memang diperlukan pihak sekolah, tes kehamilan sebaiknya hanya bersifat sukarela, bukan menjadi wajib. Ia mengingatkan agar edukasi kesehatan reproduksi diberikan sesuai dengan usia.