Waspada Daging Tiren Hewan Terjangkit PMK

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi, MT--GATOT/RK
Radarkoran.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu mengingatkan dan mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap kemungkinan beredarnya daging sapi tiren dari hewan yang mati akibat terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Daging tiren adalah penyebutan bangkai ternak atau daging sapi yang sudah tidak layak dijual, dan mengonsumsi daging tiren bisa berisiko tinggi menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan.
"Kita imbau kepada masyarakat untuk waspada apabila ada pemanfaatan bangkai sapi-sapi yang mati. Pemanfaatan daging-dagingnya itu harus diwaspadai," kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi, MT pada Kamis, 13 Februari 2025.
Seperti yang diketahui bahwa daging tiren sangat tidak layak dikonsumsi. Pasalnya ternak tersebut sudah mati sebelum disembelih. Sehingga membuat kualitas dari daging sapi tiren itu lebih rentan terkontaminasi oleh bakteri penyebab penyakit, selain itu, daging tiren juga mungkin sudah terpapar penyakit hewan ternak. Hal itu membuat daging sapi tiren ini sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh jika dikonsumsi.
"Kalau bangkai itu otomatis dia sudah mengalami pembusukan, itu berarti sudah banyak penyakit di dalamnya. Apabila dikonsumsi tentunya dapat membahayakan," sampai Syarkawi.
Meskipun sekilas terlihat mirip dan sedikit sulit dibedakan, daging tiren sebenarnya dapat dibedakan dengan daging segar. Hal ini bisa dikenali melalui beberapa hal seperti dari warna, aroma, dan juga tekstur dagingnya.
BACA JUGA:Dewan Desak Percepatan Pengerukan Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu
Masyarakat dapat memperhatikan beberapa ciri utama tersebut. Daging yang tidak layak konsumsi biasanya memiliki bau menyengat, tekstur yang lebih lembek dan berlendir, serta warna yang cenderung kehitaman atau pucat.
"Memang bukan hal yang gampang juga ya, banyak faktor untuk menentukan itu. Tapi secara umum biasanya dilihat sudah terjadi pembusukan, bau busuk, dari tekstur juga lembek, warnanya tidak segar," tutur Syarkawi.
Lebih jauh, untuk mencegah pemanfaatan daging tiren, masyarakat dan peternak juga diimbau untuk lebih teliti dalam pemanfaatan bangkai PMK ini untuk tidak dikonsumsi. Selain itu, masyarakat juga harus bijak membeli daging yang sehat serta mengantisipasi adanya potensi pemanfaatan daging Tiren.
"Jadi kita imbau bagi peternak yang mempunyai bangkai jangan sampai dijualbelikan di pasar. Kepada masyarakat juga lebih bijak dalam memilih daging kenali ciri-cirinya dan antisipasi jika ada pemanfaatan daging tiren," tutup Syarkawi.