Mendiktisaintek Instruksikan, Satgas PPKS Harus Ada di Seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia

PPKS : Perguruan tinggi harus memiliki Satgas PPKS--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Seluruh perguruan tinggi di Indonesia diinstrusikan harus memiliki Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Tujuannya, supaya lingkungan perguruan tinggi terhindar dari kekerasan seksual, dan jika itupun terjadi maka Satgas bisa mengambil tindakan-tindakan tegas sesuai dengan aturan yang berlaku. Apalagi, saat ini sudah diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) No. 24 Tahun 2024 mengenai PPKS.
Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro menginstruksikan semua perguruan tinggi di bawah naungan Kemdiktisaintek harus memiliki Satgas PPKS.
"Semua kampus harus memiliki satgas PPKS yang mumpuni. Kemdiktisaintek akan menjadi motor penggerak, sehingga ke depannya nanti pejabat yang dilantik wajib anti-korupsi, anti-narkoba, dan anti-kekerasan seksual," katanya dikutip Radarkoran.com dari antaranews.com, pada Selasa 18 Februari 2025.
Saat ini sudah ada Permendikbudristek No. 24 Tahun 2024 mengenai PPKS, dengan itupula akan terus dikawal sehingga bisa dijalankan dengan baik.
"Kemdiktisaintek pasti mendukung langkah-langkah Komnas Perempuan. Saya berharap kerja sama kita bisa berdampak bagi seluruh masyarakat, dengan kita awali melalui perguruan tinggi," tambahnya.
Wamendiktisaintek, Fauzan menambahkan, bawhwa pencegahan kekerasan seksual diawali dengan sosialisasi di kampus-kampus, dan sanksi bagi pelaku kekerasan seksual.
BACA JUGA:Besaran Bantuan Program KIP Kuliah 2025 untuk Mahasiswa Baru, Berapa?
"Pelaku kekerasan seksual kami samakan dengan pelaku tindak kriminal. Sanksi berikutnya adalah kami panggil orang tua pelaku, kemudian pelaku dipulangkan dan jangan kuliah lagi," tegasnya.
Sementara Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani berharap Kemdiktisaintek di bawah kepemimpinan Menteri Satryo berkenan memulai perubahan paradigma bahwa kampus yang berani melakukan pencegahan atas kekerasan seksual adalah kampus yang keren.
"Selama ini kampus merasa malu kalau ada peristiwa kekerasan seksual di kampusnya. Kami berharap Pak Menteri berkenan mengubah paradigma ini," sampainya
"Kampus yang keren adalah mampu yang mencegah terjadinya perundungan, diskriminasi dan kekerasan seksual di kampusnya," demikian Andy.