Tanam Jahe Putih Secara Tumpang Sari Menguntung Petani Kepahiang

Radarkoran.com- Petani Jahe putih Desa Karang Endah, Kecamatan Kepahiang, Sudirman ( 45 ) mengaku sangat mengutungkan dengan hasil panen jahe putih yang ditanam. Tanaman jahe putih yang ditumpang sari dengan cabe merah.

"Kami petani bisa memilih jenis jahe yang akan ditanam, yaitu jahe gajah atau jahe putih. Sudah tentu sesuai permintaan pasar dan jangan lupa kesesuaian lahannya," ujar Sudirman

Selain itu Sudirman merekomendasikan, untuk tidak hanya mengembangkan budidaya sayuran dan tanaman obat secara monokultur. Jahe bisa dibudidayakan dengan sistem tumpang sari untuk mengantisipasi terjadinya kerugian yang mungkin dapat timbul apabila menanam satu jenis tanaman saja.

"Kita bisa lihat tanaman tumpang sari yang efisien dalam memanfaatkan lahan. Di sini ada tanaman jagung pucuk bayam, cabai dan jahe yang semuanya adalah jenis tanaman hortikultura," kata Sudirman

Pola tanam tumpang sari bisa saling menutupi bila ada harga yang jatuh di salah satu tanamannya. Selain itu petani bisa mendapatkan pendapatan mingguan dari panen cabai. Sementara pendapatan bulanan bisa dihasilkan dari panen jahe.

BACA JUGA:Pimpinan Bank Bengkulu Cabang Kepahiang Berganti: Syefrizal Sahponi Pindah ke Bengkulu, Ini Sosok Penggantinya

BACA JUGA:Bupati Kepahiang Zurdi Nata Rakor Bersama Kepala Staf Presiden RI: Ini yang Dibahas

Membudidayakan jahe tumpang sari dengan cabai atau dengan cabai merupakan kegiatan yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir. Keuntungannya pun dapat dirasakan.

"Tanaman jahe saya biasanya tumpang sari dengan cabai keriting. Saat ini dengan cabai. Biaya pupuk di jahe bisa tertutupi dari hasil panen cabe. Saya sudah 2 tahun menanam jahe, tidak pernah berhenti. Alhamdulillah, hampir tidak pernah rugi,” ujar Sudirman lagi.

Dengan pola tumpang sari ini, diperkirakan Sudirman mendapat keuntungan bersih sebesar Rp 8 juta dari tiga komoditas tersebut. Sebanyak Rp 8 juta khusus dari hasil panen 2 ton jahe.